Di halaman belakang, tepatnya di lantai samping kolam renang, Juyeon berbaring—menginap lagi karena bagaimana tidak? Menemukan San ke kampus, dikatakan bersama Jongho, membuatnya khawatir. Sampai Juyeon memilih untuk meninggalkan motornya di kampus, dan pulang menggunakan taksi.
Bersama San, yang sekarang hanya duduk diam di kursi roda, membaca buku. Juga Wooyoung, yang duduk di tepi kolam, merendam kakinya.
Satu yang pasti, mereka semua sedang bergelut dalam pikiran masing-masing.
Tentu saja, Wooyoung masih dengan rasa bersalahnya. Adanya ia di sini pun karena terpaksa, mengingat San dan Juyeon tak membiarkannya sendiri. San sendiri masih begitu marah akan bagaimana pihak-pihak luar ada campur tangan dalam masalah ini. Walau jika menempatkan diri di posisi Yeonjun, tentu ini akan terjadi. Posisi Yeonjun kurang lebih sama seperti San di kampus—mengenal dan dikenal banyak orang. Perbedaannya? Yeonjun bahkan sampai di lingkup internet, seperti Nagyung.
Sedangkan Juyeon, mencoba memastikan San dan Wooyoung baik-baik saja. Walau sebenarnya pikirannya penuh dengan apa yang sekiranya Hongjoong lakukan untuk mendapatkan suara. Juyeon sebenarnya melihat San kesulitan—sejak dirinya menjadi manajer. Bagaimana Juyeon begitu tak menyukai San, perlahan mereda, dengan perubahannya yang pelan namun kentara. Bahkan jelas sekali membuat Hongjoong juga tak khawatir San bersama Seonghwa selama tiga bulan terakhir, 'kan? Untuk Wooyoung, bagaimana pun juga, hatinya sepertinya masih tertinggal.
Entah untuk tanggal 14 Februari esok. Sepertinya acara Hearts in Havana hanya wacana bagi mereka.
Ketiganya benar-benar tenggelam dalam diam. Hanya menikmati kesendirian dalam kebersamaan.
Memang, siapa lagi yang tinggal di rumah untuk hari ini?
.
.
.
Ketukan itu membuat Yeosang membuka pintunya.
Hanya saja, Yeosang langsung terkesiap, di waktu mendekati tengah malam itu, menemukan Yunho berdiri yang tampaknya begitu cemas juga. Yeosang hampir menutup pintunya kembali, tetapi Yunho dengan sigap menahannya.
"Sebentar."
Yeosang mendadak panik. "N-nanti yang lain—"
"Cuma ada San, Wooyoung dan Juyeon. Mereka di halaman belakang." Yunho menjawab sebelum menempatkan kedua lengan di samping kepalanya. "Dan aku di sini bukan mau maksa ke dalam. Cuma mau... ketemu sebentar..."
Terlihat Yeosang masih ragu.
Walau begitu, Yunho memanfaatkan kesempatan tipisnya. "Aku cuma... mau tau keadaan kamu..."
"Buat apa...?" cicit Yeosang.
Yunho menjawab, masih mempertahankan posisi. "Gimana pun juga... dulu... Yeonjun nyoba... nyelamatin kamu dari aku... 'kan?"
Terlihat, ada tekanan yang terasa oleh Yeosang.
Bukan Yunho tega, namun ini harus dibicarakan. "Aku merasa bersalah—bukan cuma dengan semua yang aku lakuin ke kamu tahun-tahun ke belakang, tapi juga... karena aku gak bisa nahan nafsuku... kita kepergok dalam keadaan gak baik, dan aku rasa... sangat wajar teman-teman kita marah..."
Bisa dilihat, mata Yeosang mulai memerah.
Yunho harap bisa memeluknya, karena, ada nyeri di balik dadanya. "Mereka cuma mau lindungi kamu, Yeosang. Mereka mau lindungi kamu... yang sepolos ini... dari aku yang terlalu hina..."
Waktu bergulir, terasa sangat tipis.
Perlahan, Yunho menurunkan kedua tangannya, mencoba untuk memantapkan hatinya di sana. "Aku bakal jaga jarak dari kamu... tapi bukan berarti perasaanku berubah. Ada banyak yang harus aku urus... karena selain kita berdua harus buat teman-teman kita menerima... aku juga punya urusan untuk bantu Hongjoong menangin semua ini..."
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ OCTAGON 2: SEX, PARTY AND ROCK 'N ROLL (ATEEZ BXB SMUT)
FanfictionOctagon dan The Overload menyelam pada dunia di dalam lingkaran dalam yang lebih luas. Semua berpusat pada sex, pesta dan rock n' roll. Walau sebenarnya, semua adalah tentang kekuasaan. Starts : January 18th, 2023