Octagon 2 - 173 : Pengawal dan Kesatria Pt. 5

383 48 111
                                    

Orang terakhir yang menghubunginya adalah Jongho.

Dari yang Mingi ketahui, dikarenakan Seonghwa masih tinggal bersama Lino, sudah tak ada yang tersisa di rumah. Hongjoong dan Yunho pergi bersama, dengan tujuan berbeda. Yeosang bilang akan menginap di apartemen Serim. Wooyoung pun demikian, menginap di apartemen Juyeon. San yang juga pergi, dan terakhir Jongho, yang katanya menginap di apartemen Nagyung untuk membantunya menata banyaknya produk untuk perempuan itu promosikan secara mendadak.

Jadi hanya Mingi sendiri.

Di rumah.

Di mana Mingi tak ingin merasakan apapun, di rumah. Sehingga yang Mingi lakukan adalah, pergi ke apartemen milik Yunho, untuk menenangkan dirinya sendiri.

Sembari membuka layar, Mingi mencoba menekan sandinya.

Sembilan-sembilan-sembilan-nol-satu-empat-tiga-satu.

Ada bunyi klik dari bagaimana warna kunci pintar itu berubah, menjadi biru. Sehingga Mingi menekan kenop setelahnya dan bisa mendorongnya untuk masuk.

Ah... tempat ini.

Satu tempat beribu kenangan...

Masa-masa di mana Mingi bisa tertawa lepas bersama Yunho, sembari mengaguminya dalam diam.

Sekarang... apa yang tersisa?

Mingi melangkah masuk dan menutup pintunya secara hati-hati, di mana kemudian terkunci otomatis. Mingi pun mulai memindai sekelilingnya, dari penempatan, bahkan atmosfer, rasanya masih sama. Tak banyak yang berubah.

Semua tempat ini penuh dengan Yunho.

Tak bohong... Yunho adalah seseorang yang dibencinya, sekaligus dirindukannya. Mingi membutuhkan perasaan seperti dahulu; hanya rasa aman dan nyaman, berada di sekitarnya, seperti dunia tak memiliki banyak masalah saat itu.

Nomor daruratnya...

Benar sekali.

Perlahan, Mingi melepaskan jaketnya, untuknya mendudukan diri di salah satu sofa yang berada di sana. Mingi menyentuh perlahan permukaan sofa di kanan dan kirinya tersebut, untuk tersenyum miris, merasakannya.

Mengapa semua... jadi seperti ini, ya?

Mingi... merindukan masa lalu bersama Yunho.

Namun di sisi lain juga... Mingi merindukan masa singkatnya bersama Soobin.

Karena benar-benar tak bisa dipungkiri bahwa Soobin meninggalkan sesuatu di hatinya. Secara cepat, secara singkat. Akan bagaimana Soobin dapat membuat Mingi yang tak suka hal-hal berbau manis, justru merasa ingin merasakannya, lantaran tiba-tiba saja datang seseorang yang bisa memperlakukannya dengan sangat baik.

Bahkan... begitu baik, tanpa harus bertingkah sok baik.

Soobin tidak seperti laki-laki bermulut manis.

Tetapi Soobin juga bukan seperti laki-laki yang bisa berbuat jahat.

Walau... semuanya berubah dalam satu malam.

Setelah Mingi sadar, bahwa keinginannya untuk melakukan semua tanpa hati, mendadak berubah meihat bagaimana Soobin 'terganggu' pada satu hari, hanya karena sebuah surat. Di mana Mingi menangkapnya. Bukan surat peringatan itu yang membuatnya muak, namun keluarganya.

Soobin tampak sangat membenci keluarganya sekaligus... sangat menyayanginya.

Entah bagaimana cara membaca seorang Sastra.

Terlalu sulit... seperti sebuah sastra yang rumit.

Benar-benar seperti sebuah karya sastra pengumpulan kata dan kalimat yang disusun sedemikian rupa. Indah, dengan banyak arti di dalamnya.

✔️ OCTAGON 2: SEX, PARTY AND ROCK 'N ROLL (ATEEZ BXB SMUT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang