PEMBATAS TIME SKIP

297 29 58
                                    

Haaaiiiii!

Di sini Lux mau cerita singkat nih, sebagai pembatas aja buat time skip ya, biar di work wattpadnya ada batas hehehe~

Tapi Lux mau cerita tentang dua orang yang Lux kenal, dari kecil. Satu dari bayi hitungannya, karena tetangga (walau rumah terpaut sekitar 20 sih hehe berarti namanya temen selingkungan?) dan dia lebih tua setahun. Satunya lagi dari SD. Jadi bisa dibilang, Lux deket sama mereka sampai tau masalah mereka ke akar (tapi dua orang ini teman terpisah ya~ mereka gak saling kenal)

Yang tetangga kita panggil Bunga.

Yang SD kita panggil Berlian.




Bunga ini anak pertama dari empat bersaudara. Perempuan, tapi dituntut segala macam buat jadi yang paling dan paling dan paling sama Ayah dan Ibunya. Singkat cerita, Bunga ini gak pernah gak ranking di bawah 2. Pasti 1 dan 2. Tapi Bunga jelas stress dong karena dia dipaksa? Waktu SMP, Bunga mulai minum karena pergaulan, itu jadi escape dia. SMA dia udah bener lagi, dan rupanya sesuatu kena di mentalnya.

Jadi selama ini kalau nilai jelek, dia disiksa. Ini real bukan sinetron, beneran ada yang nyiksa gini. Daerah rumahku udah tau persis dia diginiin ortunya. Parahnya? Ternyata Ayah dia, di luar sana, udah hamilin banyak perempuan (dewasa), dan Ibunya stress, lampiasin ke Bunga, tapi ternyata Ibunya juga hobi selingkuh.

Sampai kuliah dia nahan, berusaha ngerasa gak gila, dan akhirnya dia lulus cepat, IPK sempurna.

Keterimalah dia kerja di BUMN. Gajinya gak main-main dan itu jadi tiket dia buat kabur dari keluarga, ninggalin adik-adiknya walau berat hari.

Jadinya Bunga setelah lulus kuliah gak ketemu Lux, 'kan? Nah tapi akhirnya kami ketemu dan dia cerita tentang dirinya ke psikiater dan didiagnosis kena DID atau Dissociative Identity Disorder. Cerita dibalik ini lebih seram, tapi kita skip aja karena bukan itu intinya.




Berlian itu anak pertama dari tiga bersaudara. Beda sama Bunga (yang bisa dibilang kurang dalam ekonomi waktu dulu), Berlian ini anak tajir. Berlian ini hidupnya enak, pokoknya enak deh, gak ada masalah secara finansial. Secara kehidupan juga gak ada, tapi dia selalu coba jadi role yang baik, buat dua adiknya yang justru punya masalah mental. Adiknya yang satu punya kecenderungan bunuh diri, yang satu lagi sering ngamuk dan narsistik parah.

Berlian ini jadi babu buat dua adiknya dan dia lakuin demi Ibunya karena gak mau Ibunya yang dibabuin. Jadi selama ini, Berlian itu nahan semua, 'kan? Sampai akhirnya Lux saranin ke psikolog.





Tebak apa yang terjadi dari dua orang yang sebenarnya butuh pertolongan ini?

Keduanya butuh validasi, dan tentu diberikan validasi oleh psikiater dan psikolog itu. Hasilnya apa? Merasa punya dukungan, merasa semua hal yang akan mereka lakukan itu benar karena bisa berlindung dari 'lo gak tau trauma yang gue dapet'.

Ini jujur Lux sedih banget waktu ini terjadi.

Karena mereka berubah, drastis. Ya, mereka butuh bantuan, tapi kadang orang salah menerima bantuan itu, dan malah mencari konfirmasi bahwa 'gue bisa jahat, gue bisa rude, soalnya gue kesiksa seumur hidup gue'.

Jujur, Lux mau bantu.

Tapi Lux malah kesiksa karena kita malah terlibat pertengkaran yang seharusnya gak ada. Contoh, kami mau nonton, malah jadi masalah ribut, perihal perbedaan pendapat dari pemain. Contoh lain, ada yang interupsi dia ngomong, Lux cuma ngasih tau pelan, dan balasan dia nyakitin hati. Ada lagi yang lain, dia ngeluh terus perkara yang gak ada, Lux nasihatin, dan Lux dibilang gak punya hati. Pokoknya di titik ini, karena Lux yang tau kisah mereka, jadi Lux malah dijadiin punching bag.




Lux milih buat jaga jarak karena ini jujur banget, Lux kesiksa :') mereka menganggap diri mereka paling terluka dan kemudian membenarkan segala perilaku mereka walau buruk sekalipun.




"Kamu tuh paham gak sih, aku udah kesiksa sama ortu aku? Kalau ngomong sama aku tuh lembut! Aku tuh mau diperlakuin kayak sesuatu yang rapuh, mudah terluka, karena aku gak mau ngertiin siapapun lagi setelah aku terus jadi tumpuan buat keluarga!"

Iya, paham... tapi ada banyak orang yang gak tau apapun yang malah harus dipaksa ngerti, tanpa kamu tanya, orang yang kamu ajak bicara itu punya masalah apa?

Gak tau, kan, orang yang kamu paksa buat ngerti tuh pernah disiksa sama mantannya sampai berdarah, ya?

Anak itu anak tunggal loh... gak tau mau cerita ke siapa...





I'm being emotional sih, sorry...

Cuma Lux beneran rasain ini... kayak... iya paham kamu terluka, tapi tolong jangan lukain orang lain saat kamu merasa ada orang validasi luka kamu dan menganggap itu sebuah dukungan untuk membalas sakit yang pernah kamu rasain...



Tadi waktu ngetik scene RafAngkasa, rasanya nyesek aja karena... orang yang kamu tuntut itu punya luka dan beban juga, loh...

✔️ OCTAGON 2: SEX, PARTY AND ROCK 'N ROLL (ATEEZ BXB SMUT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang