Octagon 2 - 72 : Dua Ayunan

498 51 70
                                    

Pukul 7 pagi, di tanggal 4 Februari itu.

Tetapi Mingi tengah melenguh tak karuan, karena Soobin—sejak bangunnya ia, padahal mereka baru tidur pukul setengah tiga—tengah menjilat dan menghisapi lubang penuhnya sampai membangunkannya dari tidur. Seperti tak masalah merasakan sisa-sisa spermanya sendiri atas perbuatan semalam.

Hasil dari semalam, akan bagaimana keduanya tertidur dalam keadaan masih telanjang. Kini, Soobin telah menguasainya kembali.

"Soobin... lo gak jijik...?"

Soobin terkekeh, sebelum meluruskan tubuh teratasnya dan kemudian melebarkan kedua kaki Mingi.

Langsung, membuat Mingi terkejut sampai membuka mata diantara kantuknya. "Lo belum puas semalam?"

"Boleh gak nih?" Soobin menekan-nekan ujung penisnya yang sudah menegang di permukaan yang becek karena liurnya tersebut. "Gue beneran jadi jarang ngewe sejak fokus buat bikin Kak Yunho masuk perangkap kemarin."

Sebenarnya Mingi mendengarnya dengan jelas.

Hanya saja yang Mingi lakukan hanyalah mengangguk, dan detik selanjutnya Soobin telah melesakkan batang keras berurat tersebut ke dalam tubuhnya. Yang langsung membuat Mingi merasa penuh di analnya, selagi Soobin menyamankan diri dengan menekan-nekan.

"Soob—hahh... ini gara-gara gue kalah basket kemarin... hhh?"

"Gara-gara lo nikmatin ini?" Soobin menatapnya gemas, sebelum meraih kedua paha Mingi, untuk mengangkatnya tinggi. "I'll enjoy my breakfast~ itadakimasu~"

Segera saja, tanpa aba—ditambah dengan basah dan lengketnya seisi rektum Soobin, yang tentu mengulumnya hangat—Soobin langsung menggenjotnya cepat. Menghasilkan suara kulit bertamparan begitu saja, membuat Mingi langsung meremas seprai di sekitarnya.

Ini terasa gila.

Bagi Mingi yang tak benar-benar menikmati seks dengan Yunho dan Hongjoong di kali terakhir, lalu keputusannya membuat ia berada di kamar Soobin sekarang. Soobin yang secara seksual pun, mampu membuatnya menikmati semua ini.

Lupa dengan lecet dan memar.

Semua yang terasa hanya nikmat.

Sehingga Mingi juga tak malu, untuk mendesahkan namanya secara berulang. Seolah mereka pasangan yang dimabuk asmara.

"Sas—Sastra... hahh, hannhh~ gue bisa gila hh, diewe lo terus kayak gini..."

Soobin tersenyum puas, agak melipat kaki Mingi untuk mendapatkan bibirnya—mengecupnya. "Lo seenak itu, Kak... hh~"

"Kalau... angh~" Mingi melesakkan kepalanya ke belakang, merasakan titik sensitifnya yang kembali dibangunkan, hanya dengan istirahat beberapa jam saja, berkedut bukan main. "Kalau, hh... sekiranya gue nnhhh... m-minta tolong ses—"

Hanya saja, tak tersampaikan.

Begitu baik Mingi dan Soobin, melirik ke arah yang sama. Pada satu titik di ranjang besar tersebut, di mana sebuah ponsel bergetar panjang, pertanda telepon masuk.

Baik Mingi maupun Soobin mencarinya.

Sampai ditemukan di balik bantal, Soobin yang mengambilnya. Namun ternyata itu milik Mingi, yang tengah berusaha untuk meraihnya.

Hanya saja Soobin telah membaca sebaris nama dari sosok yang menghubunginya.

HR.

"Kak Hongjoong Rastafara?"

Pertanyaan Soobin untuk memastikan, membuat Mingi berhasil merebutnya.

Mingi menatapnya dengan tatapan bingung sekaligus khawatir, selagi Soobin kembali teringat akan apa yang tengah dilakukannya, membuatnya langsung menahan kedua paha Mingi kembali, untuk menumbuknya.

✔️ OCTAGON 2: SEX, PARTY AND ROCK 'N ROLL (ATEEZ BXB SMUT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang