Octagon 2 - 38 : Satu Detik Pemutus Tahun

513 53 61
                                    

Tepat setelah memasuki rumah dan menutup pintu, menghadap bagaimana Yunho, San, dan Mingi dalam kebingungan bersama ransel dan koper, pun juga dengan Yeosang dan Jongho yang kebetulan ada, Hongjoong masih ke dalam. Kedua matanya memindai, hanya tak ada Wooyoung, sampai di Seonghwa yang tampak memejamkan matanya sesaat, sebelum melepaskan diri dari Mingi. Karena dirinya tahu, bahwa Hongjoong akan menghampirinya, kemudian menariknya ke arah kamar di mana pintunya tak jauh dari pintu utama.

Tak ada yang melakukan apapun, selain membiarkan kedua penghuni kamar itu menghilang. Yang sebenarnya, pada akhirnya, mereka berada di satu kamar yang sama, setelah sebelumnya selalu banyak perihal.

Setelah menutup pintu, Hongjoong melihat bagaimana Seonghwa melepaskan diri darinya. Seonghwa berjalan ke arah meja, untuk melepaskan jaket yang dikenakannya. Dengan posisi memunggungi tubuh Hongjoong.

Tentu saja Hongjoong langsung membawa dirinya mendekat, untuk menyentuh bahunya. Namun Seonghwa menepis tanpa melihat, yang mana hal itu hanya membuat Hongjoong segera membalikan tubuh Seonghwa untuk menatapnya.

Seonghwa terlihat sangat lelah.

Terlihat kacau, terlihat banyak pikiran... pun terlihat tertekan.

Hongjoong begitu hapal tentangnya, sampai bisa menebaknya. Tanpa mengatakan apapun, Hongjoong segera menyentuh pipi Seonghwa bergantian, lalu pada telinganya yang membuatnya agak meringis ketika menyentuh kiri. Sehingga Hongjoong pun segera mengeceknya, tetapi secara luar, tak terlihat apapun.

"Aku mau istirahat."

Kalimat Seonghwa dibalas gelengan oleh Hongjoong. "Kita harus ngomongin sesuatu."

"Aku lagi gak bisa."

"Kamu gak boleh terus hindarin aku."

Sontak saja, Seonghwa membulatkan mata mendengar kalimat Hongjoong. Bahkan menepis kedua tangan Hongjoong kembali darinya. "Aku hindarin kamu? Kamu lagi bercanda atau gimana?"

Hongjoong tahu, itu kalimat bodoh darinya.

Sedangkan Seonghwa, dibantu dengan rasa lelah atau tertekannya--Seonghwa yang tahu pasti perasaannya--terpancing dengan itu. "Aku loh yang setiap hari nunggu di sini. Aku loh yang setiap hari berharap kamu tidur lagi di sini. Bahkan aku loh, yang hampir setiap malam, keluar dari kamar, buat ngecek kamu tidur di mana; di sofa, di ruang latihan Ovu, atau memang gak ada di rumah ini."

Sepertinya, ada sesuatu yang menimpa Seonghwa, sampai ia tak bisa menahan bagaimana rangsangan air matanya sudah tampak jelas. Tetapi di sisi lain, Hongjoong juga perlu untuk bicara dengan Seonghwa.

"Aku masih inget waktu kamu bilang Wooyoung punya ide buat tinggal bareng. Terus aku bilang ke kamu, mungkin itu ide yang buruk, karena aku sendiri takut... takut sama diri aku yang tertarik sama Yunho waktu itu.."

Bibir Seonghwa gemetaran.

Diam-diam, Hongjoong mengepalkan tangannya karena lagi dan lagi, ia menyakitinya.

"Padahal sebenarnya, aku takut sama kamu..."

Kalimat itu semakin menyempurnakannya.

"Aku takut banget sama kamu." Sekuat tenaga, Seonghwa menahannya. Hanya membuat bukan hanya bibirnya yang gemetar, namun juga tangannya. "Aku sadar aku suka sama kamu, tapi aku terus takut sama kamu... takut karena banyak hal yang rasanya juga beragam..."

Hongjoong mengeraskan rahangnya sendiri; menggigit giginya untuk menahan diri. Dirinya sendiri pun sedang dalam keadaan, di mana semua masalah ini terlalu menggerogoti dirinya. Selain perihal bagaimana lingkaran dalam yang sepertinya berada di balik kejadian di beach club kemarin, Dion secara terang-terangan kembali memprovokasinya. Berharap, Hongjoong membalas.

✔️ OCTAGON 2: SEX, PARTY AND ROCK 'N ROLL (ATEEZ BXB SMUT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang