Tetap hari pada tanggal 2 Februari.
Di belakang panggung, tepatnya di salah satu ruang ruas, Lino tengah mempersiapkan suaranya sendiri. Menyentuh lehernya dari luar, menekan-nekan jakunnya sendiri. Harus siap untuk pertunjukan mereka kali ini.
Lino dan Seonghwa berlawanan.
Ketika peran mereka adalah sahabat yang berubah menjadi musuh.
Maka dari itu, sudah semestinya jika Lino sering bersama Seonghwa untuk menghapal di waktu-waktu mereka menunggu, setelah selesai dirias. Tetapi sayangnya, saat Lino melihat ke arah salah satu kursi, Seonghwa tampaknya melamun.
Lagi.
Lino mendekat perlahan sembari tersenyum tipis.
Semula Seonghwa tak menyadari, sampai Lino menggerakkan tangannya di depan wajah lelaki tersebut. Sontak, Seonghwa yang tak siap agak terlonjak. Tangannya meremas buku naskahnya sendiri, sebelum mengubah tatapan terkejutnya menjadi segaris senyuman juga.
"Lino..."
Lino mengambil posisi duduk di sampingnya, pada sofa berukuran sedang tersebut. Sedikit melirik pada teman-teman di sekitar mereka yang juga tengah sibuk sendiri. Sebelum kemudian, kembali menatap ke arah Seonghwa.
"Ada apa?" tanya Lino.
Seonghwa menahan napas sejenak, sebelum menggelengkan kepala. "Cuma kepikiran San... kecelakaan sampai patah tulang..."
"Cuma itu?" Lino mencoba memastikan.
Karena itu Seonghwa menatap padanya, lalu mengangguk. "Apa lagi?"
"Gak." Lino menggelengkan kepalanya pelan. Lalu Lino memilih untuk mengubah topik pembicaraannya, secepat kilat. "Nanti malam, selesai ini, mau makan sama anak-anak, atau berdua aja?"
"Lo maunya gimana?" balas Seonghwa, lalu membuka halaman buku naskahnya, untuk membaca ulang.
Lino bersandar dan kemudian menimbang, "kurang tau juga. Kalau cuma makan, boleh aja kita ikut sama anak-anak, biasanya barbeque-an sih tradisi kita. Cuma beres itu, langsung lanjut minum."
Sedikit, Seonghwa meliriknya.
Selagi Lino mengusap tengkuknya sambil terkekeh. "Gue gak minum, hehe. Sekali minum, muntah langsung. Lagian, bau alkoholnya, gue gak kuat. Kasian sama Toothless kalau gue minum."
Sontak saja Seonghwa terdiam, seperti dikejutkan.
Lino menangkapnya lagi, membuatnya mengibaskan tangan kembali. "Kenapa?"
"Lo... gak minum?"
"Gak." Lino menjawab dengan nada polos. "Tapi kalau lo suka minum, gak apa-apa. Nanti kita ikut aja. Toh gue yang nyetir, jadi aman."
Seonghwa kembali dikejutkan.
Sehingga Lino, merasa bingung dan canggung, bertanya kemudian, "malu loh gue diliatin kayak gitu. Aneh, ya?"
"Iya..." suara Seonghwa menjadi tercicit.
Tetapi kemudian Lino agak memiringkan tubuh, sehingga bisa lebih menghadap Seonghwa. Mencari pembelaan. "Gak. Gini. Oke deh, jangan anggap karena gue gak suka baunya—kesannya gue lemah banget. Tapi gue takutnya kalau sering minum, nanti ngerusak pita suara, hehe. Nyambung gak? Soalnya kita anak teater butuh banget loh suara ini."
Seonghwa masih hanya diam, seperti sulit menerima.
Selagi Lino tak tahu di mana letak anehnya. "Gue cupu banget kayaknya, ya? Gak bisa berantem, gak minum juga. Lo sampai heran gitu..."
"Memang heran..." Seonghwa kembali berbisik.
Lino mengedikan bahu secara lambat, tak tahu lagi harus memberikan pembelaan apa.

KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ OCTAGON 2: SEX, PARTY AND ROCK 'N ROLL (ATEEZ BXB SMUT)
FanfictionOctagon dan The Overload menyelam pada dunia di dalam lingkaran dalam yang lebih luas. Semua berpusat pada sex, pesta dan rock n' roll. Walau sebenarnya, semua adalah tentang kekuasaan. Starts : January 18th, 2023