Octagon 2 - 30 : Perasaan yang Mengerikan

518 61 33
                                    

Hari Jumat, tanggal 27 Januari.

Beruntung, penerbangan mereka mendapatkan pukul 5 sore, sehingga tak ada kelas harus dilewatkan oleh anggota The Overload yang masih berkuliah, juga sang manajer. Seharusnya. Walau begitu, tetap saja, mereka memang sengaja untuk tak masuk di kelas akhir mereka.

Dengan perjalanan yang akan ditempuh selama kurang lebih dua jam, untuk mencapai sebuah pulau yang dikenal sebagai tempat wisata paling terkenal dari Negara mereka, kelima anggota The Overload, juga sang manajer, sudah berada di bandara. Bersiap bersama dengan staf lainnya, yang sibuk untuk mengurus mereka.

Tetapi saat itu, San bisa menyadarinya.

Empat dari lima anggota The Overload, sedang dalam keadaan tidak baik-baik saja. Bahkan beberapa staf sangat khawatir, karena mereka harus melakukan showcase pada hari peluncuran album kedua, takutkan perjalanan dan pertunjukan sekarang, justru membuat mereka terbeban.

Toh, dari pertunjukan menuju peluncuran, hanya berselang tiga hari bukan? Tampaknya pula tanpa istirahat.

Dari yang San lihat, Mingi terus membungkus wajahnya menggunakan jaket dengan kerah tinggi di leher, menggunakan masker wajah, dan juga sebuah topi. Seperti menghindari bicara dengan siapapun. Sedangkan Hongjoong, memilih untuk tidur—begitu aneh dari sosok yang San kenal begitu sibuk itu. Juyeon yang sibuk memainkan ponsel, dan Yunho yang justru harap cemas melirik ponsel.

Hanya Younghoon, yang bahkan kini duduk di samping San, menunggu masuk ke gate, yang terlihat biasa saja. Sampai membuat San melirik, dan Younghoon yang menyadari, hanya mengedikan bahunya.

Barulah, setelah itu, Younghoon mengatakan sesuatu. "Omong-omong, makasih ya, tiga bulan ini udah ngejagain Seonghwa, karena gue harus jaga jarak."

San melirik ke arah Younghoon, yang tersenyum tipis setelahnya.

"Setelah gue relain Seonghwa buat seseorang yang katanya milikin dia, nyatanya, malah nyia-nyiain sekarang."

Sebenarnya San menjadi terbebani.

Terbebani oleh fakta bahwa mereka semua, jelas, tidak baik-baik saja.

:-:-:-:-:

Saat itu, Yeosang jelas mempersilahkan sosok yang sengaja dimintanya, untuk ikut pulang ke rumah, agar masuk. Yeosang memberikan senyuman ramahnya yang memang tak kentara—dia bukan tipe orang yang senang memperlihatkan ekspresinya.

Yeonjun melangkah masuk, kemudian.

Selagi Yeosang, yang tentu tahu bahwa Yeonjun sudah terbiasa di rumah ini—toh, sudah cukup lama mereka dekat, untuk langsung menuju ke halaman belakang. Yeosang sendiri memilih untuk beranjak ke dapur dan mengambil minuman.

Berjalan menuju halaman belakang, Yeonjun berpapasan dengan Wooyoung yang baru turun dari tangga. Keduanya terdiam sesaat, seolah tengah bertukar pikiran hanya dari tatapan.

"Lupa tanya, mau minum apa."

Tetapi Yeosang, telah kembali, dengan tangan tak membawa apapun.

Yeonjun agak terkesiap, sebelum menoleh. Lalu Yeonjun menjawab, mencoba santai. "Apa aja."

"Oke." Yeosang mengangguk, lalu melirik pada Wooyoung. "Wooyoung, mau join di belakang?"

"Hm?" Wooyoung terkesiap, lalu tersadar kemudian. "Ah, gak. Gak apa. Gak usah."

"Join aja." Namun justru, Yeonjun yang mengatakannya.

✔️ OCTAGON 2: SEX, PARTY AND ROCK 'N ROLL (ATEEZ BXB SMUT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang