Masih hari pada tanggal 2 Februari.
Bergegas, Yunho datang ke kampus namun bukan untuk kuliah, sudah rencananya tidak akan hadir di kelas manapun. Yunho hanya berlari cepat ke sebuah tempat di mana sekiranya ia bisa menemukannya, karena sial sekali, setelah banyaknya kejadian kemarin hanya dalam dua hari, pikirannya agak teralihkan.
Yunho hampir lupa, ia menjanjikan untuk hari ini.
Tapi tentunya, Yunho takkan bisa.
Situasi sekarang, takkan memungkinkan untuknya dan Mingi. Terlebih, Yunho benar-benar masih dikejutkan dengan fakta bahwa manajer baru mereka adalah seorang ketua alumni.
Yunho membuka pintu ruangan klub musik dan benar, menemukannya duduk di sana. Seperti biasa, dihadapan piano.
Sembari mengatur napas, Yunho masuk ke dalam sebelum menutupnya. Memastikan bahwa di dalam ruangan tersebut hanya ada dirinya, dan juga Soobin, yang tersenyum senang melihatnya.
Tetapi Yunho tak memberikan ekspresi yang sama.
Yunho mendekat ketika Soobin agak memutar posisi duduknya di kursi, agar mereka bisa berhadapan.
Saat itu, Yunho menatap lekat, lalu mengatakannya secepat kilat. "We can't make it for today."
Ekspresi Soobin langsung berubah, tetapi tak kentara. Masih berbalut senyumannya, Soobin pun menjawab. "Pernah dengar ini?"
"Hm?"
"Jangan pernah berjanji jika memang sulit menepati. Janji sekecil apapun, tetaplah sebuah janji." Soobin perlahan memutar kembali posisi duduknya, untuk menghadap ke arah piano. Jemari panjangnya ia arahkan di atas beberapa tuts, namun masih belum menekan. "Juga, jangan pernah berjanji saat sedang bahagia."
Yunho menelan ludahnya susah payah.
Sedangkan senyuman Soobin mengembang, begitu ia mulai menekan empat tuts secara bersamaan. "Karena, Kak Yunho, apa lo tau?"
Tentu saja hal itu membuat Yunho terdiam.
Tetapi bagaimana lagi?
Hongjoong bersama Stella, entah apa yang terjadi padanya dan untuk apa pertemuan hari ini. San kecelakaan. Anggota The Overload lain harus menelan fakta pahit bahwa sekarang salah seorang ketua lingkaran dalam bisa menguasai mereka.
Terlalu banyak yang terjadi.
Apakah tidak sangar berengsek bagi Yunho untuk mementingkan hasratnya terlebih dahulu? Baiklah, jika memang terkadang Yunho seperti itu. Tetapi untuk sekarang, ia harus melibatkan Mingi.
Mingi masih tak tahu apapun...
...dan posisi mereka pun tidak akan cocok untuk membicarakan tentang seks.
"Sejak kecil, apapun yang gue mau, pasti gue dapatin." Soobin memiringkan wajah untuk mulai memainkan nada lain dari tutsnya secara lebih lembut. "Gue gak pernah dapat penolakan."
"Posisinya, gue lagi gak bisa ajak Mingi." Yunho menelan ludahnya kembali, kesulitan saat mengingat bahwa kakak dari Soobin adalah ketua juga. Teringat Hajoon—ketua ternyata semengerikan itu. "Mingi gak lagi dalam keadaan buat diajak kerja sama."
Soobin masih memainkan pianonya, tak terusik dengan ucapannya.
Namun Yunho perlu, sangat perlu memastikan, bahwa Soobin mau mengerti.
"I'll give you what you want, tapi tolong, kasih gue waktu."
Secara tak terduga, jawaban Soobin begitu singkat. "Oke."
Yang berhasil membuat Yunho terkejut.
Tetapi Soobin masih melanjutkan permainannya dengan tenang.
"Oke?" Yunho memastikan lagi. "Serius...?"
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ OCTAGON 2: SEX, PARTY AND ROCK 'N ROLL (ATEEZ BXB SMUT)
FanfictionOctagon dan The Overload menyelam pada dunia di dalam lingkaran dalam yang lebih luas. Semua berpusat pada sex, pesta dan rock n' roll. Walau sebenarnya, semua adalah tentang kekuasaan. Starts : January 18th, 2023