Begitu membuka pintunya, di pagi itu, Hongjoong memutar mata untuk melangkah lebih dahulu. Membiarkan Juyeon menabrak daun pintu, meremas kepalanya, untuk mengerang, ikut melangkah masuk juga.
Suara gaduh itu membuat mereka yang berada di sekitar, di pagi itu bereaksi. Tak lain adalah San dan Younghoon, yang semalam memutuskan untuk tidur di sofa, di ruang tengah. Karena sedikitnya mereka khawatir ke mana Hongjoong dan Juyeon memutuskan pergi semalam.
Hasilnya, benar terjadi.
Tetapi Hongjoong hanya membunyikan lehernya secara santai, saat San dan Younghoon yang terbangun paksa, menjadi khawatir, untuk mendekat ke arah mereka.
"Kenapa?" tanya San, sangat panik, sebelum menghampiri Juyeon secara cepat. Saat melihat bagaimana leher dan tangannya memiliki noda darah, cukup banyak, paniknya semakin menggebu. "Lo berdarah?!"
Younghoon juga menuntut jawaban pada Hongjoong.
Di saat Hongjoong hanya mengedikan bahunya, melirik sekilas. "Kobam dia, terus malah ngajak orang ribut. Tapi yang di leher bukan darah dia, cuma yang di punggung tangannya itu."
"Tolol!" San mengerang marah, untuk menyeretnya kr arah sofa terdekat, yaitu di bagian ruang tamu. "Apaan sih, lo berdua malah keluar terus jadi kayak gini?! Bukannya hari ini ada jadwal?! Astaga!"
Sempat teralih pada San yang mengomel—lebih menuju gerutuan marah—Hongjoong dan Younghoon saling bertatapan setelahnya. Saat satu hanya mengedik santai, satu lainnya hanya mendesahkan napasnya pelan.
"Seonghwa mana? Gue mau minta tolong dia buatin minuman buat Juyeon." ucap Hongjoong, berlalu ke arah dapur.
Bersama dengan Younghoon yang mendekat, sebelum menarik bahu San, sampai lelaki itu menoleh. "Lo mending ambil P3K atau apa. Ini biar gue dulu yang urus Juyeon."
"Urusin ini satu bocah goblok!" San mengumpat, mengusap wajahnya agak kasar, meninggalkan Juyeon yang hanya mengerang untuk memejamkan matanya.
Di saat Younghoon agak terkekeh, untuk turun dan menampar lengannya sekilas. "Ngapain sih?"
"Diem, anjing, pusing..." Juyeon mengerang lagi, memilih untuk memeluk apapun yang bisa digapainya di sofa tersebut, dan agak menggelengkan kepalanya. "Please gue pengen tidur dulu, dua jam aja..."
Younghoon menghela napas, dan menendangnya di pantat—tak keras. "Kena lagi nih kita sama Hajoon. Lo kalau main sama Hongjoong malah sama kacaunya."
"Gue denger, Hoon!" Hongjoong yang keluar dari dapur karena tak menemukan Seonghwa, berseru, untuknya menaiki tangga dan kemudian menghilang ke lantai dua.
Di waktu yang sama, San berhasil mencapai area di antara dapur dan ruang laundry. Mencapai satu wastafel yang terdapat di sana, untuk menyentuh kotak Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan yang berada tergantung dekat cermin. Sesegera mungkin untuk mengambil kotaknya dan berniat menutup kembali rak gantungnya.
Namun, San agak teralih, untuknya mengernyit.
Bagian pintu penutupnya terasa licin padahal biasanya agak kesat. San mencoba menyentuh dan menutup-buka pintu tersebut dalam kebingungan.
Entah, apakah hanya perasaannya saja atau tidak, tapi aneh sekali. Seperti menjadi lebih ringan.
San teringat akan Juyeon, dan langsung mengabaikannya. Secepat kilat berlari kembali ke ruang tamu, untuk mendudukan diri di tepi sofa dan meraih tangannya untuk diobati.
Tak lupa, San memberikannya toyoran di dahi. "Goblok! Lo harus bersyukur, gue bukan manajer lo lagi!"
.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ OCTAGON 2: SEX, PARTY AND ROCK 'N ROLL (ATEEZ BXB SMUT)
FanfictionOctagon dan The Overload menyelam pada dunia di dalam lingkaran dalam yang lebih luas. Semua berpusat pada sex, pesta dan rock n' roll. Walau sebenarnya, semua adalah tentang kekuasaan. Starts : January 18th, 2023