Octagon 2 - 57 : Sebuah Lingkaran

436 49 52
                                    

Berat.

Rasanya berat.

Dari kesadarannya, pun juga dari hatinya. Seluruhnya terasa berat.

Hongjoong berusaha mengerjapkan kedua matanya, mencoba untuk mendapatkan kesadarannya yang sempat hilang.

Bagaimana tidak?

Sejak kemarin, Hongjoong tak tidur. Melewati perjalanan 4,5 jam untuk mendapati Ibu dari Nagyung meninggal dunia. Menemani keluarga berkabung, disaat hatinya menolak untuk merasakan sesuatu. Lalu pagi harinya Hongjoong mengikuti proses pemakaman bersama dan tiba-tiba saja Mingi juga Younghoon muncul. Tak lama setelah pergi, tanpa memikirkan makan atau yang lainnya, Hongjoong segera berangkat kembali untuk menempuh perjalanan 4,5 jam, kembali ke ibu kota. Setelah sampai, belum sempat bernapas, Hongjoong sudah naik ke atas panggung. Tanpa riasan. Hanya dirinya dengan kesedihan.

Lalu, tiba-tiba, dirinya dipukuli.

Sangat keras.

Hongjoong baru tahu pukulan seperti itu lebih menyakitkan dari pada tamparan atau tonjokan.

Jadi, merasakan nyerinya, ketika semua menguar ke seluruh tubuh, Hongjoong tak bisa berpikir lagi. Saat tubuhnya diangkat, Hongjoong masih bisa sadar, namun tak bisa membuka kedua matanya.

Kemudian setelah itu, hilang.

Sampai di sinilah dirinya sekarang.

Walau tak tau di mana pastinya, dari sebuah tempat yang Hongjoong rasa sangatlah luas. Tetapi tak menggunakan lampu—karena seluruh dindingnya adalah kaca, dan cahaya dari luar yang membantu menerangi.

Hongjoong merasakan pipinya dingin, hampir mati rasa. Merasakan pula dirinya berada di tempat yang sangat empuk, nyaman. Terlebih, ada usapan berulang di kepalanya. Secara hati-hati.

Berusaha untuk mendapatkan kesadaran sepenuhnya, Hongjoong mengerjapkan matanya kembali. Untuk dirinya membuka mata, secara lemah—dan lelah pada hatinya—dan mendapati seseorang tersenyum, menatapnya dengan lembut.

"Sudah sadar?"

Hongjoong masih mencoba untuk benar-benar yakin, bahwa sosok yang dilihatnya adalah Stella. Yang tak henti mengusapi kepalanya, duduk setengah berbaring di sampingnya, sembari sesekali mengompres pipi Hongjoong menggunakan kain yang membalut es batu.

Tentu Hongjoong harus kembali waspada.

Hal itu membuatnya mencoba bangun, tetapi Stella menahannya. Menahannya di dada, sebelum ia meletakan es batu itu pada sebuah wadah, untuk memudahkannya menyentuh Hongjoong dengan kedua tangan.

Tidak.

Hongjoong baru saja mendapati dirinya dipukuli... tapi oleh siapa?

"Kamu gak datang saat pesta untuk album kalian." Stella tersenyum, seolah membaca pikirannya. "Padahal adik saya datang, membawakan kalian manajer baru."

Masih, Hongjoong mencoba mengerang.

Sedangkan Stella menahannya kembali. "Kamu ingat, saat kamu, Dimarasetya, Jenandra dan Elvarino tiba-tiba tak sadarkan diri di beach club?"

Sontak Hongjoong melebarkan matanya.

Stella melihatnya terkejut, yang justru membuatnya tersenyum gemas di sana. "Kamu gak tau? Sampai sekarang? Itu perbuatan Hyungwon, ah, dan juga Hyojong."

Hongjoong mencoba untuk bangkit dari keterkejutannya.

Namun Stella, masih menahannya. Kali ini usapannya berpindah ke dada Hongjoong, yang terbalut sebuah kaus yang bahkan bukan miliknya.

✔️ OCTAGON 2: SEX, PARTY AND ROCK 'N ROLL (ATEEZ BXB SMUT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang