"Cantik, buka mulutnya lebih lebar. Hm? Kenapa? Mau lagi? Oh, our little slut~"
Dengan lemah, di posisinya terbaring di lantai, dalam keadaan telanjang penuh, pun kotor dengan bercak darah juga sperma, Seonghwa berusaha untuk menjauhkan tangan-tangan yang mendekat padanya. Untuk menangis saja seperti seluruh tenaganya sudah terkuras habis. Seonghwa begitu tak sanggup, bahkan untuk melindungi wajahnya dari bagaimana kamera ponsel pintar itu terus merekam dirinya.
Seonghwa menggelengkan kepala.
Suaranya sangat serak, air matanya terlalu banyak tumpah, bahkan mungkin sampai kering. Untuknya kemudian membalikkan tubuhnya secara lemah, untuk merangkak, saat ia melihat jaraknya dari pintu tak terlalu jauh.
Namun mereka tertawa, di balik tubuhnya.
Ada yang menginjak kakinya, ada yang menendang ringan pahanya, ada yang menapakkan kaki di punggungnya, bahkan ada juga yang berjongkok di hadapannya, untuk menarik rambutnya agar wajahnya menengadah, untuk bisa melihat ke arahnya.
Bagaimana Seonghwa bisa melihat?
Seonghwa hanya ingin tak sadarkan diri untuk mati saat itu juga.
"Kenapa, sayang? Mau lagi? Haus kontol, ya? Tenang, we got plenty for you. Masih ada banyak orang loh di luar, mau?"
Jantungnya seperti jatuh, saat isakan ketakutannya jatuh mendadak, mendengar masih banyak orang di luar sana.
Seonghwa sangat takut, saat tubuhnya gemetar padahal sudah sangat lemah dan lemas. Hingga yang paling tak disangkanya, adalah ketika kedua kakinya diseret dan diangkat, di mana tubuh Seonghwa langsung memberontak walau itu membuatnya terbanting.
Tetapi Seonghwa tak rela.
Sangat tak rela jika mereka memasukkan bagian dari tubuh mereka kembali ke dalam tubuh Seonghwa.
"Berhenti, berhenti, berhenti!! Aaghhh-uhuk! Tolong!! B-berhenti!!! Seonghwa m-mohon berhenti!!!"
Yang Seonghwa lakukan, hanya membuat tujuh orang itu semakin senang. Seonghwa terus memberontak, bahkan ketika tubuhnya dibalikkan. Bahkan saat satu orang dari mereka dengan mudahnya memasukan tiga jarinya, untuk mengaduk rektumnya yang penuh air mani, dan bercak darah.
Seonghwa menendang-nendang, sampai tubuhnya tergantung jatuh kembali, tepat membentur lantai pada kepala dan punggungnya. Namun Seonghwa mencoba mengabaikan dengan langsung mencoba merangkak menuju pintu, yang tentunya takkan dibiarkan oleh yang lainnya.
Dengan keras tubuhnya dibalikkan kembali, dan kedua kakinya dilebarkan. Seonghwa menjerit ketakutan dalam isak-tangis yang berantakan, untuk mendorong Dion, yang saat itu berada tepat di antara kakinya, sembari tertawa.
Mereka masih merekam.
Lalu penis itu dilesakkan kembali.
Di mana Seonghwa berharap itu akan membunuhnya segera saja, untuknya berteriak, "BERHENTI--!!"
"BERHENTI!!"
Secepat kilat, Seonghwa berteriak dalam keadaan wajahnya sudah basah karena air mata, dari dalam tidurnya. Di mana napasnya menggebu, untuk membuatnya langsung terisak, bersamaan juga dengan bagaimana Lino di samping tubuhnya juga terbangun seketika.
Lino langsung menatap ke arah Seonghwa dengan khawatir, sampai membuatnya menyentuh tubuhnya yang gemetaran.
Secara horor, Seonghwa melirik ke sekelilingnya, sampai berhenti di jam digital, di meja nakasnya, pada kamar Lino tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ OCTAGON 2: SEX, PARTY AND ROCK 'N ROLL (ATEEZ BXB SMUT)
FanfictionOctagon dan The Overload menyelam pada dunia di dalam lingkaran dalam yang lebih luas. Semua berpusat pada sex, pesta dan rock n' roll. Walau sebenarnya, semua adalah tentang kekuasaan. Starts : January 18th, 2023