Octagon 2 - 166 : Seks Pertama Pt. 2

667 47 54
                                    

Merasa tak cukup, merasa sangat kurang.

Walau sudah membantunya dengan ludah yang disampirkan dengan telapak tangannya, tetapi San merasa sangat kurang. Bagaimana pun juga, lubang anal berbeda dengan vagina—mereka tak memiliki pelumas alami. Sehingga untuk menyeruakkan penisnya yang sudah tegak sempurna itu, membutuhkannya berpikir beberapa kali.

San belum terbiasa.

Baru satu kali, lewat belakang.

Di sana, Wooyoung yang masih menungging dengan masih melebarkan pipi pantatnya itu menoleh. Wajahnya sangat merah, begitu malu. Memang kaca tampak hitam dari luar, Wooyoung tahu itu, tetapi rasanya takut jika ada yang melintas.

Terlebih, ini adalah jam pulang kerja.

"San..." Wooyoung merengek pelan. Lalu teringat, bahwa San menyukai, bagaimana saat seseorang memohon padanya. Maka, Wooyoung memberanikan diri untuk melakukannya. "Please... masukin...? Gue mohon..."

Satu kata itu menjadi trigger bagi San yang merasa terhambat karena itu.

San menarik ludah dari dalam mulutnya, dengan bantuan lidahnya, sebelum meludahkannya tepat di atas permukaan lubang anal Wooyoung.

Sukses membuat Wooyoung agak terkesiap, karena adanya sensasi merinding yang dirasakannya.

"San... please... udah gatel..."

Tetapi San hanya mendorong kaus Wooyoung, dari ujung untuk menyingkap ke atas, sembari menahan tubuhnya agar terus menunduk. Sampai Wooyoung harus menumpu satu tangan pada dasbor, satu lainnya pada kaca samping.

"San..."

"Can't hear you." Walau begitu, San pun mulai memposisikan kepala penisnya pada permukaan anal tersebut. Menggeseknya yang membuat anal itu berkedut berulang, terlihat sangat kelaparan.

Paham maksudnya, Wooyoung pun menoleh lagi, setidaknya untuk memperlihatkan tatapannya—yang memohon. "S-San... gue mohon... ma-masukin ke dalam..."

"Masukin apa?" San melirik, mengedik dengan lurus, pun sebelah alisnya terangkat.

Wooyoung merinding dengan reaksinya, sangat. "M-masukin kontolnya... gue u-udah lama banget... pengen sama lo..."

"Pengen apa?" San masih menekan-nekan penisnya.

Selagi Wooyoung sendiri berusaha menekan tubuhnya ke arah berlawanan. "San... gue mohon... m-mau diewe lo... mau banget..."

Tak disangka, Wooyoung membawa tangan di samping kacanya, untuk berpindah kembali ke pipi pantatnya, dan kemudian menekan lubang analnya dengan jari telunjuknya. Mendorong masuk, yang langsung terhisap.

San menelan ludahnya susah payah melihatnya.

"L-lihat San... butuh banget..."

Secara agak kasar, San menarik tangan Wooyoung dan menempatkannya ke arah depan. Belum Wooyoung bisa memberikan reaksi, San tak memberi aba, langsung mendorong kasar penisnya, menyeruak pada lubang ketat yang langsung mengatup kuat, begitu kepalanya berhasil menembus.

Tubuh Wooyoung terdorong—langsung mencoba meremas dasbor maupun kaca walau tak bisa—dalam erangannya. "S-San—!"

Tetapi San agak memaksanya, dengan melebarkan kedua pipi pantat Wooyoung kuat, sembari meremas kasar dan kemudian mendorongnya lagi. Lebih kuat. "F-fuck!"

"San—akhh!"

Belum seluruhnya, tetapi napas San menggebu. San langsung meludah pada batang penisnya yang ia tarik keluar, sebelum melesakkannya lagi sekaligus.

✔️ OCTAGON 2: SEX, PARTY AND ROCK 'N ROLL (ATEEZ BXB SMUT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang