Dalam suasana yang bagi Hongjoong masih bersifat menegangkan, pun Yunho yang tak pernah menyangka akan seperti ini jadinya, Taehyung menjadi pihak yang bicara lagi. Saat Seungcheol kembali duduk, Taehyung bersandar dengan slengekan, penuh rasa penasaran, untuknya lontarkan pada salah satu calon ketua itu.
"Satu, orang yang benci lo setengah mati." Taehyung tertawa. "Satu lagi, orang di Keanggotaan Tiga. Gimana cara lo buat yakinin mereka, hm?"
Tekad.
Hongjoong datang bermodalkan tekad.
"Gue gak bisa bunuh lo sekarang. Mending lo pergi."
Satu kalimat yang dilontarkan oleh seseorang yang membuka pintu apartemennya itu, membuat Hongjoong langsung menahan kuat. Menggertak. Pada malam pukul sembilan kurang tersebut, setelah susah payah mencoba untuk mendapatkan alamatnya.
Di hadapannya, Changkyun menatapnya dengan malas.
"Lo mau gue hancurin usaha lo buat jadi ketua?"
"Dengar." Hongjoong meremas pinggiran pintu, menatap Changkyun selekat mungkin. "Kalau tebakan gue benar, atau mendekati, izinin gue masuk ke dalam dan jelasin apa yang mau gue jelasin ke lo."
Changkyun menggertak marah. "Gue masih baik ya--"
"Tentang Kak Jennie." Hongjoong berucap cepat, tak meninggalkan panggilan kesopanannya. "Biar gue tebak dulu, sedikit aja, Kak Changkyun."
"Tebak apa?"
Hongjoon menarik napas, mencoba menguncinya dalam tatapan. "Apa harga yang harus lo bayar buat perbuatan gue? Seenggaknya, walau mendekati atau sebagiannya, karena gue rasa gak murah sama sekali."
Barulah Changkyun terdiam, seperti mempersilahkannya.
Ketika Hongjoong, setelahnya, mencoba mengatakannya. "Gue baru sadar bahwa hak ketua yang seharusnya bernilai 11 poin untuk pemilihan, milik lo jadi cuma 1, 'kan? Biar lo gak bisa pakai suara lo buat bantu Jun?"
Terlihat jelas, pupil mata Changkyun melebar.
Hongjoong mempertahankan temponya. "Dari yang gue tebak, lo gak akan dikasih jabatan apapun saat lulus nanti. Benar?"
Untuk satu kalimat terakhir itu, Changkyun benar-benar terperanjat.
Hongjoong menangkapnya, membuatnya mengangguk kemudian. "Jadi, persilahkan gue masuk, Kak Changkyun. Waktu gue gak banyak dan gue tau, lo gak mau nyesel untuk yang kesekian kalinya."
Hanya berselang lima detik, pintu itu dibuka lebar.
Dengan senyumannya, Hongjoong melangkah masuk, sampai Changkyun menutup pintu dan menguncinya. Tetapi tak membiarkannya masuk lebih dalam, Changkyun menatapnya di sana, menunggunya untuk bicara.
"Lo gak takut gue bisa ambil pisau kapan aja?"
"Dan posisiin diri lo lebih dari masalah?" Hongjoong mengangkat satu alisnya. "Oke, gini. Gue bakal langsung. Jadi yang gue perkirain mungkin mendekati benar; lo gak dikasih sedikitpun posisi di saat lo lulus nanti. Masalahnya, mau lo cari ke tempat di luar lingkaran dalam pun, lo tau bakal dihancurin pihak atas, 'kan?"
Dengan urat lehernya yang menonjol, tatapan Changkyun jelas memberikan Hongjoong jawaban. Atas benarnya yang ia pikirkan.
"Kasih gue waktu sampai sekiranya awal atau akhir Mei." Tanpa memutus tatapan, Hongjoong menatapnya lekat. Sangat lekat, bahkan tegap, seolah kecelakaan yang baru menimpanya beberapa jam yang lalu tak berarti apa-apa. "Kalau gue gak bisa kasih lo sesuatu, gue terima kalau lo mau duel. Mumpung, lo masih ketua dan gue masih anggota, pun lo dikasih izin buat bunuh gue; jadi mari kita lakuin."
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ OCTAGON 2: SEX, PARTY AND ROCK 'N ROLL (ATEEZ BXB SMUT)
FanfictionOctagon dan The Overload menyelam pada dunia di dalam lingkaran dalam yang lebih luas. Semua berpusat pada sex, pesta dan rock n' roll. Walau sebenarnya, semua adalah tentang kekuasaan. Starts : January 18th, 2023