Octagon 2 - 42 : Bukan Pilihan dan Pilihan Terakhir

1K 62 92
                                    

Begitu Wooyoung masuk ke dalam kamarnya, dia menatap begitu tak percaya. Sangat tak percaya akan tuduhan-tuduhan yang diberikan padanya, seolah memang tak ada yang berdiri di sisi Wooyoung sama sekali. Seluruhnya menekannya seperti itu disaat dirinya mengatakan kebenaran.

Memang, memang Wooyoung dan Yeonjun bersetubuh, tetapi itu semua dilakukan bukan di rumah ini. Ketika mereka masih berada di apartemen Yeonjun, sebelum kuliah dan kemudian kemari.

Memang juga, Wooyoung dan Yeonjun sempat saling memeluk di atas kasur, berciuman dan menikmati waktu berdua. Tetapi tak lebih. Semua tak lebih, hanya seperti itu.

Saling tersenyum dalam ciuman itu, Wooyoung kemudian melepas lebih dahulu, untuk menggesek pipinya di dada Yeonjun. Menyamankan diri, sembari memeluk pinggangnya semakin erat, sebelum Yeonjun mengeratkannya di punggung.

Wooyoung mencoba menikmati waktu berduanya bersama Yeonjun, untuk beberapa waktu, sampai Yeonjun kemudian mengecup pucuk kepalanya, untuk mengatakan sesuatu.

"Sebenernya gue punya kejutan buat lo."

"Kejutan?" Wooyoung melirik dari posisinya, penasaran. "Kejutan apa?"

Yeonjun agak melirik jam dinding, yang menunjukan pukul setengah tiga sore tersebut. "Nanti sekitar jam delapan malam, kita lakuin video call."

"Video call?"

"Jadi nanti gue mau minta tolong lo buat videoin gue. Tapi nanti aja, masih mager." kekeh Yeonjun, sembari tangannya mengusap-usap punggung Wooyoung. "Beres itu, kita telepon Sam Ander."

Wooyoung langsung membulatkan mata, mengangkat wajahnya untuk menatap Yeonjun. "Sam Ander? Serius?"

"Iya." Yeonjun memberikannya senyuman paling lebar. "Kebetulan gue udah cerita sama dia, dan dia pengen banget liat lo. Gue kasih lihat akun YouTube lo sih, dan dia bener-bener pengen appreciate semuanya."

"Bentar-bentar." Wooyoung sampai terduduk, menatap tak percaya. "Ini beneran? Serius?"

"Ya karena gue belum bisa bawa lo ke luar Negeri, jadi gue putusin buat ngasih tau dia tentang lo. Kebetulan juga katanya, sekitar sebulan lagi dia bakal ke sini, mau liburan sama keluarganya barunya."

Wooyoung menggelengkan kepala, kedua matanya berbinar. "Ini serius?"

"Gue gak bisa biarin lo nunggu sebulan lagi, jadi gue pengen lo banyak ngobrol dan kenal dulu sama dia." ujar Yeonjun, tatapannya penuh rasa sayang. "Jadi, lo jangan khawatir, ya? Walau lo gak bisa nari lagi sekarang, bukan artinya hidup lo berhenti."

Tak bisa menahan rasa bahagianya, Wooyoung langsung memeluk tubuh Yeonjun erat. Menyatukan kembali kedua belah bibir mereka dalam ciuman, sebelum berubah menjadi bagaimana keduanya saling merengkuh erat, dan kemudian tertidur, menunggu waktu.

Terbangun tepat jam enam sore, Wooyoung memilih untuk membuat makanan lebih dahulu. Selagi Yeonjun tengah mempersiapkan diri dari koreo baru yang dibuatnya. Lalu jam-jam selanjutnya digunakan untuk merekam video, menghubungi Sam Ander, bicara selama dua jam penuh, lalu dua jam selanjutnya keduanya gunakan untuk membahas ulang seluruhnya.

Seperti itu, hanya seperti itu yang Wooyoung lakukan sepanjang hari.

Tetapi seluruhnya tak ada yang percaya?

Wooyoung naik ke atas kasur dan langsung membungkus dirinya dalam selimut. Memangnya yang dilakukannya salah di mata mereka? Apa yang salah dari merasa nyaman dengan seseorang yang membuatmu merasa bahagia?

:-:-:-:-:

Begitu canggung berada di dalam kamar tersebut, dengan keadaan lampu sudah mati, tetapi cahaya luar dari pintu kaca menghadap balkon, masuk cukup menerangi.

✔️ OCTAGON 2: SEX, PARTY AND ROCK 'N ROLL (ATEEZ BXB SMUT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang