Setelah menghubungi, Yunho dan Juyeon hanya diam menunggu di dalam mobil, di salah satu lapangan parkir dalam kampus mereka. Tepat, usai pertemuan, Yunho dan Juyeon—yang memang pergi ke kampus bersamanya—langsung melesat untuk menunggu. Tak bisa menunggu sampai pulang, keduanya merasa harus mengatakannya sekarang. Terlebih dengan adanya ancaman itu.
Butuh sekitar lima sampai sepuluh menit, sampai orang terakhir yang ditunggu masuk ke dalam mobil—walau tidak seluruhnya. Pertama adalah Yeosang, lalu Wooyoung dan kemudian Seonghwa. Ketiganya secara berurutan, masuk ke kursi belakang mobil.
Lalu pintu ditutup.
Yunho dan Juyeon segera menoleh, untuk menatap ketiganya.
"Mingi dan Younghoon mana?"
"Itu dia." Seonghwa langsung menjawab pertanyaan dari Yunho. "Younghoon hilang, gak tau ke mana, telepon gue juga gak dibalas. Kalau Mingi tadi bantu gue."
Wooyoung agak meringis, menggelengkan kepala. "Gue gak bisa dapatin Yeonjun, sekeras apapun gue coba ngomong. Gak mungkin juga gue bilang depan umum ke dia. Terlebih, gue udah chat, tapi gue diblock."
"Anak setan..." Juyeon mengumpat, mencoba menahan gejolak yang ia rasakan.
Selagi Yeosang, agak mengulum bibir bawahnya. "Maaf. Susah... sampai Seonghwa turun karena susah..."
"Bukan salah kamu." Yunho berucap sekilas padanya, sebelum melirik ke arah Seonghwa yang segaris lurus berada di belakangnya. "Jadi gimana?"
"Tadi gue udah ngobrol di toilet." Seonghwa menyentuh pinggiran jok yang Yunho duduki, menatapnya fokus. "Terus gue udah bilang kalau lingkaran dalam maunya dia stick terus sama kita. Gue bahkan bilang kalau mereka bisa ngebunuh—cuma gue gak bilang tentang Arin..."
"Kenapa?" tanya Wooyoung.
Seonghwa menoleh ke arahnya untuk menjawab. "Entah, gue rasa beneran bukan ranah gue buat ngomongin Arin, tapi gue udah bilang kalau mereka bisa ngebunuh."
"Hasilnya?" tanga Juyeon cepat.
"Yeonjun kayak gak peduli." Seonghwa menjawab dengan nada panik. "Dia bilang, dia punya nomor tinggi di media sosial. Bakal jadi bumerang sendiri ke lingkaran dalam kalau dia tiba-tiba hilang atau mati, toh, namanya disebut sama Hongjoong."
"Nah, dia sadar namanya disebut Hongjoong tapi gak tau terima kasih?" Juyeon mengerang marah. "Ngentot!"
Wooyoung yang duduk di tengah, menatap ke arah Juyeon di depan, sedikit ragu untuk berucap. "Tenang, Juyeon... salah gue..."
"Memang..." Juyeon membalas marah tapi suaranya melunak. Untuknya kembali menatap ke depan dan kemudian mengacak rambutnya sendiri. "Sial banget, anjing! Kena arah alumni, berapa banyak... berapa banyak yang ngarah kita..."
"Juy, tenang." Yunho meliriknya. "Gak akan bener kalau kita kayak gini. Tenang."
"Juyeon pasti susah tenang." Seonghwa kemudian bersandar, memeluk tas kartonnya. "Gue juga gak tenang, sama sekali. Gue udah minta Yeonjun bukan buat balikan sama Wooyoung tapi seenggaknya jaga hubungan baik sama kita."
"Terus si kontol itu gak mau?" tanya Juyeon secara cepat.
Yunho melirik lagi, mencoba menenangkan. "Ya kalau kita lihat dari sudut pandang dia, sangat wajar kalau Yeonjun gak mau."
Wooyoung meringis kecil.
Sehingga Yeosang menepuk pahanya pelan, membuat Wooyoung menoleh, dan lelaki cantik itu mencoba tersenyum tipis. "Tenang, kita cari jalan keluar."
"Harus..." Seonghwa berucap tipis sebelum mencondongkan kembali tubuhnya, ke arah Yunho. "Tapi Yun, sekarang Mingi ngejar Yeonjun karena mereka sama-sama pakai motor. Tadi Mingi berhasil nemuin kita di toilet."
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ OCTAGON 2: SEX, PARTY AND ROCK 'N ROLL (ATEEZ BXB SMUT)
FanfictionOctagon dan The Overload menyelam pada dunia di dalam lingkaran dalam yang lebih luas. Semua berpusat pada sex, pesta dan rock n' roll. Walau sebenarnya, semua adalah tentang kekuasaan. Starts : January 18th, 2023