Octagon 2 - 93 : Tercatat Pada 10 Februari Pt. 4

407 50 71
                                    

"Kamu harus berterima kasih pada saya, Rastafara. Ayah saya, bisa saya tahan. Setidaknya, sampai sekarang."

"You know what," Hyojong kembali mengerang untuk meluruskan posisi duduknya, agar bisa menurunkan kaki, lalu melebarkan kedua pahanya untuk duduk, menumpu kedua lengannya di sana. Hyojong mengunyah lagi permen karetnya, menatap para alumni satu per satu. "mungkin kita harus mulai keras di sini. Katanya, anaknya pengen tau sejauh mana kerusakan yang dia buat."

Matthew agak tertawa kecil. "Salah satunya anak kesayangan lo?"

"Mungkin salah."

Saat Hyojong hampir berdiri, Hyungwon bergegas menahannya. "Jangan lupa alasan kita datang, loh."

"Pertemuan biasa, 'kan?" Kiseop ikut bicara. "Di pertemuan biasa juga gak kemungkinan ada hal kayak gini kok."

Taehyung menyetujui, merasa lelah. "Anak lingkaran dalam gak boleh ada yang lemah, 'kan?"

"Jelasnya lo semua harus gak punya kelemahan." Ucap Inseong, bernada tenang. "Sudah bukan perihal, saat masih jadi mahasiswa, pasti mereka masih lemah."

"Biar kami beritahu." Arjuna ikut bicara. "Saat kalian sudah jadi alumni, khusus untuk ketua, Nama Aman bertambah dua; yaitu lima. Tapi justru yang pakai hak mereka lebih sedikit dari itu."

Karenanya, Seungcheol tersenyum. "Oh, itu benar. Slot bertambah, tapi yang dipentingkan berkurang."

Sedikitnya Hongjoong melirik ke arah Seungcheol.

Yang ternyata berhasil menangkap tatapannya, kemudian tersenyum. "Cari apa, Rastafara? Saya? Saya gak simpan siapapun di Nama Aman saya."

"Bicara tentang Nama Aman," Kiseop kembali berucap, "ini halnya; hanya satu orang di sini yang memiliki lebih dari tiga nama, dan nyatanya, diterima oleh alumni atas. Padahal jumlahnya, jauh melebihi alumni atau para alumni ketua."

Tentu saja seluruhnya tahu, untuk membuat tatapan mereka sepenuhnya jatuh pada Hongjoong--setelah sebelumnya hanya melirik atas ucapan Seungcheol.

Baik Seungcheol, maupun Hyungwon dan Hyojong hanya bertukar pandang.

Sungjae, melakukan untuk mereka. "Mungkin kalian berpikir, memiliki dua belas nama, bukan tiga nama adalah sesuatu yang baik. Lebih banyak yang aman, bukan?"

Di balik tubuh Hongjoong, Taehyung terkekeh, namun meremas tengkuk leher Hongjoong dengan kesal. Bentuk intimidasi seperti ini, banyak sekali dilakukan oleh para lingkaran dalam, untuk menunjukan bahwa mereka lebih tinggi dari lawan bicaranya.

"Tapi," Sungjae kemudian tersenyum pada Hongjoong sembari mengangkat kedua alisnya, memasang wajah khawatir, "justru, beban kamu lebih berat, ya?"

Itu benar.

Sangat berat.

Ada banyak yang harus dijaga terlebih keinginan dari para alumni untuk membuat mereka semua dalam jangkauannya.

Arin, sudah tak bisa diselamatkan.

Hongjoong tentu mengusahakan untuk Yeonjun, tapi sial, sejauh yang ia tahu, belum ada kabar tentangnya.

"Bagaimana rasanya, Rastafara?" Hongseok tersenyum padanya. "Sejujurnya, kalau saya menjadi kamu, saya pasti merasa takut."

"Anak bodoh ini..." Hyojong meletuskan permen karetnya, lalu bersandar kembali. "Hongjoong, lo mau tau? Hm?"

Hyungwon melirik. "Mau dikasih tau?"

"Kasih tau." Sungjae agak mengedik. "Toh lagi kejadian."

Selagi arah pandang berpindah pada Changsub dan Kiseop, selaku yang paling tua diantara mereka semua di sana. Ada beberapa waktu untuk Changsub dan Kiseop sendiri bertukar pandang, sebelum akhirnya ada anggukan kecil, yang berhenti pada Taehyung.

✔️ OCTAGON 2: SEX, PARTY AND ROCK 'N ROLL (ATEEZ BXB SMUT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang