Octagon 2 - 80 : Menciptakan Garis Teritori

399 48 40
                                    

Di depan gerbang utara itu, Hongjoong terus memperhatikan, menunggu bahwa sosok yang ditunggunya akan keluar. Hanya saja sudah dua jam berlalu, dan tak ada apapun.

Yang terjadi hanyalah tiba-tiba saja banyak mahasiswa yang masuk beramai-ramai ke area kampus.

Setahu Hongjoong, akan ada acara untuk tanggal 14 Februari nanti. Terlihat dari bagaimana ornamen dan hiasan yang didominasi oleh warna merah, merah muda dan putih, terdapat di gerbang. Juga dengan selembaran, bertuliskan Hearts in Havana.

Ah, acara tahunan.

Tentu saja, panitia, seperti biasanya, akan didominasi oleh anggota lingkaran dalam. Bagaimana pun juga, anggota lingkaran dalam memang harus selalu terlibat untuk urusan apapun; maka dari itu, yang terpilih hanyalah yang unggul dan berpotensi. Juga terlihat dapat menjadi pemimpin.

Lingkaran dalam selama ini memang tentang menguasai, bukan? Jadi semuanya harus bisa untuk mendominasi.

Saat itu, Hongjoong masih menunggu, memperhatikan gerbang dengan seksama. Menunggu Soobin keluar, baik bersama Mingi seperti biasa, atau tidak.

Sampai tubuhnya hampir melompat dari duduknya, saat tiba-tiba kaca jendela sebrangnya diketuk. Di arah belakangnya. Hongjoong segera menoleh, melihat bagaimana ada sosok yang tersenyum, lalu menunjuk ke arah bawah, memintanya untuk menurunkan kaca.

Hongjoong belum tahu itu siapa.

Namun, sosok itu menunggu, hingga akhirnya Hongjoong melakukannya.

Kaca itu diturunkan.

Laki-laki tersebut, kembali tersenyum dan berucap. "Kamu masih nguntit adik saya sampai hari ini?"

Barulah, Hongjoong menyadari sendiri, siapa dia.

Seungcheol, sosok itu, kemudian meminta Hongjoong untuk membuka kuncinya. Di mana Hongjoong juga tak bisa beralasan—karena ia tahu Hongjoong menguntit Soobin—maka, kunci pintu terbuka.

Setelahnya, Seungcheol masuk ke dalam, dan menutup pintunya. Duduk di samping kemudi, selagi Hongjoong menaikan kembali kaca mobilnya.

"Jadi kenapa? Adik saya kenapa sampai kamu arah, hm?"

Hongjoong belum menjawab pertanyaan darinya.

Barulah Seungcheol tersadar, membuatnya mengulurkan jabatan tangan, dengan berwibawa. "Saya Seungcheol Adil Sangkala. Saya tau kamu pasti sudah tau, bahwa saya Ketua Angkatan 45."

Sebenarnya Hongjoong tak ingin membalas jabatan tangannya.

Tetapi dirinya teringat akan ucapan Minhyuk, yang mengatakan bahwa dirinya berada di bawah kepemimpinan Angkatan 45. Maka dari itu, mencoba untuk tak menjadikannya musuh, Hongjoong membalas jabatannya.

"Rastafara."

"Rastafara." Seungcheol mengangguk, usai jabatan tangannya terlepas dari Hongjoong. "Sudah sesombong itu, hanya memperkenalkan diri dengan nama belakang?"

Hongjoong memilih untuk tak menjawab.

Selagi Seungcheol, kala itu, merapikan jas yang dikenakannya, sebelum melirik ke arah kaca mobil di belakang Hongjoong, yang bersebrangan langsung dengan gerbang utara.

"Besok, kamu harus datang." Seungcheol tersenyum. "Setidaknya, kamu sudah bertemu saya hari ini, jadi kamu tidak akan kaget akan 10 alumni ketua termuda yang lainnya. Setidaknya tahu berapa angkatan sekarang? Tiga?"

Tiga.

Angkatan 48, ketika Hongjoong masih semester 3, yaitu Alden.

Angkatan 47, tak lain adalah Tjokro dan Fajar. Ya, Hyungwon dan Hyojong.

✔️ OCTAGON 2: SEX, PARTY AND ROCK 'N ROLL (ATEEZ BXB SMUT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang