Octagon 2 - 23 : Bersatu dan Pecah

540 59 34
                                    

Kembali pada rutinitas mereka, dimulai pada tanggal 23 Januari, di hari Senin itu. The Overload harus berlatih. Bukan untuk pertunjukan selanjutnya, tetapi untuk comeback mereka dengan album baru. Maka benar, delapan lagu baru inilah yang mereka latih secara terus-menerus.

Tentu, berlatih di agensi, seperti yang diminta oleh pihak atas. Agar dapat dikontrol, agar dapat diawasi.

Rupanya, latihan hari itu tak berjalan terlalu baik.

Yunho banyak melamun. Hongjoong dan Juyeon terlihat banyak pikiran, pun begitu juga dengan Mingi. Hanya Younghoon yang tampaknya baik-baik saja, walau mayoritas membuatnya menjadi tak menikmati keadaan pula.

Di waktu jeda, Hongjoong mendekat pada Juyeon dan mengajaknya untuk merokok di balkon. Sedikit membuat ketiga lainnya terkejut, saat mengetahui bahwa kedua orang tersebut sudah terlihat akur kembali.

"Udah dapet berapa?"

Pertanyaan itu Hongjoong buka, disaat Juyeon mengeluarkan bungkusan rokoknya dan mengambil satu batang. Namun Hongjoong menolak, hanya alasan saja untuk mengajaknya merokok. Toh Hongjoong memang jarang sekali melakukannya, guna mempertahankan suaranya.

Selagi Juyeon menyalakannya dengan pemantik—setelah menaruh bungkusan kembali di saku jaketnya—ia mulai berucap. "Tadi di kampus masih sulit."

"Coba lagi." Lanjut Hongjoong, sebelum menumpu kedua lengannya di pembatas balkon, untuk menghadap pemandangan kota. "Lo masih punya temen anak lingkaran dalam, 'kan?"

"Masih." jawab Juyeon. "Yang musuhin gue sama Yunho cuma ketua dan para petinggi alias orang pentingnya ketua."

"Biarin aja mereka." Hongjoong ingin melupakan sejenak tentang Changkyun.

Juyeon meliriknya sembari mengisap rokoknya, melihatnya banyak pikiran. "Kalau udah kekumpul, lo mau ngapain?"

"Buat kekumpulnya juga pasti susah, Juy." Hongjoong tak melirik, hanya membalas. "Kita masuk, gak diceritain apapun selain sejarah kurang lebih alias permukaan. Kita cuma tau, tahun ini bakal masuk ke angkatan 50, dan setiap 10 tahun sekali, seluruh anggota kumpul di satu tempat."

"Kok bisa kayak gitu, kalau dipikir?"

"Biar gak ada yang kayak gini." Hongjoong kali ini melirik, ah, tidak, namun menatapnya. "Mereka saling jaga semua nama."

"Oke, mending kita list dari yang kita tau." ucap Juyeon, mengisap rokok dan menghembuskannya, sebelum agak miring untuk menghadap Hongjoong. "Petinggi dihitung atau gak?"

"Skip." balas Hongjoong. "Untuk anggota, setiap tahun baru cuma 25, bukan? Kecuali satu tahun kebelakang, ada 26, dan berubah jadi 25 lagi karena anaknya bunuh diri."

"Seharusnya tetap 25, 'kan?"

"Ketua sebelumnya gak bisa nyeleksi." Hongjoong meluruskan.

Juyeon mengangguk, menjilat bibirnya sebelum mengisap rokoknya kembali. "Changkyun Bram—"

"Gak, mulai sekarang kita sebut nama belakangnya dulu. Ada banyak orang berpengaruh yang mewariskan nama belakang. Jadi kalau ada kesamaan, kita bisa langsung sadar."

Balasan Hongjoong membuat Juyeon mengangguk untuk mengulang. "Oke. Bramantya, angkatan 49. Alden, angkatan 48. Tjokro dan Stefanus, angkatan 47."

Arah tatapan dari ketua band The Overload itu, hanya lurus ke arah depan, di langit malam tersebut.

"Tentang angkatan 47, kenapa bisa Hyungwon dan Hyojong jadi ketua berdua?"

"Yang pasti gue yakin, dulu pernah ada kejadian serupa." jawab Hongjoong, yang membuatnya berpikir sejenak, sebelum menyadari sesuatu. "Atau mungkin pemberontakan juga pernah dilakuin, dulu."

✔️ OCTAGON 2: SEX, PARTY AND ROCK 'N ROLL (ATEEZ BXB SMUT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang