Octagon 2 - 66 : Detik Terakhir di Tanggal 2 Februari

813 48 106
                                    

Semakin menekan, antara tubuh mereka yang semakin bergesekkan. Bahkan Yunho sama sekali tak menyangka, bahwa Yeosang yang akan menjadi lebih agresif--seperti benar-benar butuh--dari bagaimana cara dia menggerakkan tubuhnya tak sabar. Menggesekkan bokongnya secara berulang di pangkuan Yunho, yang hanya membantunya mempersiapkan diri. Bagi keduanya.

Kembali, Yunho dengan kekhawatirannya.

Yunho melepas ciuman walau Yeosang tengah mengapit bibir bawahnya, tak rela. Tetapi Yunho tetap menariknya untuk bicara. "Kondom? Lube? Dua-duanya ada di kamarku."

"Ada Mingi, 'kan?" Yeosang membalas dengan napasnya yang memberat.

Yunho menggigit bibir bawahnya ragu, dan Yeosang langsung mendekat, untuk menggigit bibir itu untuknya.

"Gak perlu."

"Kemarin? Sakit?" Yunho mencoba memastikan.

Seperti tak ada lampu berhenti untuk apa yang dirasakannya, Yeosang kembali menyembunyikan wajahnya di leher Yunho. Namun kali ini sembari menggesek-gesekannya dengan bibir, untuk mengecupnya. 

Yunho membantu dengan menengadahkan lehernya, selagi kedua tangannya turun ke pantat Yeosang untuk meremasnya. Sangat gemas--Yunho sendiri sebenarnya sangat terangsang akan perubahan dari Yeosang--seperti begitu needy, butuh untuk diisi. 

"Kemarin aku rileks..." Yeosang menjilat garis leher, sebelum menggigitnya pelan. "Thanks to you..."

"Aku takut nyakitin kamu..."

Terasa, bahwa Yeosang tengah menyesap lehernya--menghisapnya--sembari menekankan giginya di sana. Tangannya menyusur turun dari punggung Yunho, menuju ke depan--pada selangkangannya. "Apa aku kelihatan bakal kesakitan...?"

"Yeosang--"

"Yunho." Yeosang memotong dengan menarik diri. Wajahnya bersemu merah, sembari bergerak untuk meraba dan meremas sesuat di balik celana itu yang sudah terasa begitu keras. "Kamu gak mau lakuin ini lagi?"

Yunho menekan lidahnya pada bibir bawah sebelum menggeleng, menatapnya dengan lembut--mengubahnya dari kekhawatiran. "Bukan itu. Kamu memang gak apa-apa, kita selalu ngelakuinnya... tanpa pengaman? Ini aku, loh, yang kamu tau sendiri kayak gimana."

Tak disangka, Yeosang tersenyum haru melihatnya. "Kamu beneran udah seberani itu ya, ngeliatin ke aku kalau kamu gak baik..."

"Aku harus." Yunho mengangguk, kembali meremas bokongnya sembari melampiaskan apa yang ia rasakan--sesak di dadanya. "Aku gak mau nyakitin kamu, sama sekali..."

"Maka dari itu, kita lakuin ini." Yeosang kali ini menumpu dahinya di bahu Yunho, berbisik dengan malu. "Tempat ini gak ada pintunya... tapi semua lampu mati. Sebelum Mingi turun ke bawah... jangan buang waktu, Yun..."

Yunho benar-benar dikejutkan.

Tetapi kemudian, Yunho yang menyentuh tengkuk Yeosang untuk kembali menatapnya, sebelum menyatukan lagi ikatan antar saliva mereka. Sangat menyesap, seperti dua insan yang tengah mabuk asmara.

.

.

.

Satu kalimat yang Seonghwa katakan, menuntut keduanya kembali pada ciuman.

Sebuah ciuman penuh kehati-hatian, yang diberikan dari Lino terhadap Seonghwa, yang rasanya belum pernah mendapati seseorang memperlakukannya selembut ini. Ya, dia pernah. Tapi Lino berbeda, sungguh berbeda.

Seonghwa menyembunyikan jemari lentiknya diantara helaian rambut Lino, sebelum meremasnya kuat. Tubuh teratas mereka yang tak mengenakan sehelai benang pun saling bergesekkan. Kedua puting Seonghwa mencuat, sudah mengeras. Semakin terangsang ketika tak sengaja bertemu dengan milik Lino.

✔️ OCTAGON 2: SEX, PARTY AND ROCK 'N ROLL (ATEEZ BXB SMUT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang