Begitu pintu terbuka dan Nagyung masuk dalam keadaan menangis, Saerom menenangkannya terlebih dahulu, sebelum memintanya masuk ke dalam kamarnya. Untuk Saerom kemudian mendekat kembali ke pintu utama yang terbuka, untuknya menatap Hongjoong meminta penjelasan, selagi lelaki itu memalingkan wajahnya lelah.
Tetapi Saerom tak bisa ditinggal begitu saja, yang membuatnya langsung meremas lengan Hongjoong kuat yang hendak beranjak. "Bilang ke gue; Nagyung kenapa?"
"Gue bentak." Hongjoong mencoba untuk menarik lengannya sendiri secara tak kasar. "Gue juga gak sengaja genggam tangannya kuat—"
"Gila, lo?" Saerom memotong, melotot padanya. Sekilas melirik ke arah pintu kamar, memastikannya tetap tertutup rapat, untuk kembali pada Hongjoong. "Gue ngasih tau lo tentang mantan Nagyung dan—"
"Ya." Hongjoong memotong cepat, masih tak mau melakukan kontak mata. "Tolong jagain Nagyung. Jangan sampai keluar sama siapapun selain lo atau Jongho. Perhatiin semua schedule dia—"
"Gue gak perlu diajarin sama itu." Saat itu, Saerom yang menghentak kasar tangan Hongjoong dalam tahannya. Benar-benar serius, perihal Nagyung. "Minta maaf yang bener sama dia, tapi gak sekarang. Kabarin gue saat lo mau dateng."
Namun, disanalah Hongjoong agak menjilat bibir bawahnya, untuk menatapnya. "Sedikit kerasin anak itu."
Saerom terkejut seketika.
Sedangkan Hongjoong, tak mau melunak, seperti napasnya yang tampak ditekan untuk tak dihembuskan. "Biar dia paham, dunia itu jahat. Banyak orang yang..."
Hongjoong menahannya sesaat, ketika menjadi sangat sesak, di dalam dirinya.
"...sejahat gue."
Tak menunggu jawaban, Hongjoong langsung berbalik untuk pergi. Secara begitu saja, melenggang, untuk mencapai elevator menuju lobi, di mana ia memarkirkan mobilnya di luar.
Setelah mencapai, masuk, Hongjoong mengeluarkan ponselnya dan melihat banyaknya panggilan tak terjawab dari San.
Dari sebelum pertemuan mereka.
Juga setelah pertemuan itu.
Hongjoong membuka kunci layar untuk menggulir kontaknya. Menuju ke arah bawah, sangat bawah walau bukan terbawah, pada satu nama kontak.
You.
Seonghwa...
Bolehkah Hongjoong menyerah saja...?
Tetapi... semuanya demi Seonghwa.
Juga yang lainnya...
Hanya saja, tak bisa.
Tak ada kata menyerah, sesulit apapun... setidak sanggup apapun... Hongjoong harus menelan pahitnya sendiri.
Layar itu terkunci kembali.
Hongjoong melempar ponselnya ke jok samping, untuknya mulai menyalakan mesin mobilnya dan membawa diri pergi. Untuk pulang, ke rumah, dan kembali mengurung diri selagi ada waktu, di dalam kamarnya seorang diri.
.
.
.
Secara cepat, ketika sampai di rumah, Hongjoong langsung berlari menaiki tangga setelah memarkirkan mobilnya begitu saja. Berlari cepat, untuknya membuka pintu, di mana tak ia sangka, San sudah berada di sana, dalam keadaan baru sampai juga.
Ada Jongho di sekitar, pun Mingi yang bahkan baru melepas helmetnya.
Namun San sudah lebih dahulu menyentuh—meremas—Hongjoong di bagian kerah kausnya, untuk mendorongnya mundur, menuju satu-satunya kamar di lantai itu. Segera memasukinya, berdua, kemudian menutup pintunya cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ OCTAGON 2: SEX, PARTY AND ROCK 'N ROLL (ATEEZ BXB SMUT)
FanfictionOctagon dan The Overload menyelam pada dunia di dalam lingkaran dalam yang lebih luas. Semua berpusat pada sex, pesta dan rock n' roll. Walau sebenarnya, semua adalah tentang kekuasaan. Starts : January 18th, 2023