Pukul 7 malam.
Suasana di dalam rumah, di mana seluruhnya sedang berkumpul, dikejutkan oleh Mingi yang membulatkan mata ketika melihat layar ponselnya. Sontak berdiri, membuat yang lain di ruang tengah, dalam ketegangan setelah pembicaraan mereka, melihatnya.
"Kenapa?" tanya Seonghwa cepat.
Mingi langsung bergegas, hendak beranjak. "Mereka bertiga kecelakaan—masuk Twitter."
Segera saja, enam orang yang mendengar itu, langsung tertohok bukan main. Suasana menjadi tegang, lebih dari sebelumnya.
"Apa?!" Seonghwa langsung ikut berdiri dari duduknya. "Mereka gimana? Di mana sekarang?!"
"Di sini katanya gak sampai—"
Pintu utama terbuka.
Seluruh pasang mata di dalam ruangan segera terarah ke depan, tepat pada bagaimana dua orang masuk ke dalam dalam keadaan baik-baik saja, walau ada sedikit noda darah di lengan maupun pelipis mereka. Terlihat ringan, karena keduanya masih bisa berjalan mendekat, disaat sebagian dari yang lain juga ikut mendekat.
"Hongjoong! Yunho!" Seonghwa bersorak cepat, unyuk menghadap dan menyentuh keduanya.
Selagi Younghoon mengekor, mencoba melihat. "Juyeon mana?"
"Juyeon...?" Wooyoung juga ikut tercicit.
Secara cepat, San membawa kursi rodanya mendekat, seiringan dengan jantungnya berdetak tak karuan. "Juyeon... di mana Juyeon...?"
"Badannya kelempar ke kaca depan." Hongjoong menjawab, begitu lelah, dan sangat lelah—sebenarnya. "Udah ditangani, makanya, kami bisa pulang."
"Di mana?" San mengedikan dagunya, napasnya menggebu. "Biarin gue ke sana."
"Gue juga—" Wooyoung pun ikut berlari mendekat.
Tetapi Hongjoong menggeleng. "Aman. Juyeon aman."
"Gak bisa gitu!" San protes di sana. "Gue kecelakaan, Juyeon yang nemuin! Sekarang dia—"
"Lo semua diem di tempat karena gue sama Yunho gak punya banyak waktu!!" Hongjoong menggertak, menunjuk seluruhnya yang kini mematung, di posisi mereka—di mana seluruhnya sudah berdiri. "Juyeon aman—ya, kepalanya kena pecahan kaca, tapi aman! Gue sama Yunho stay di sana buat nunggu keadaan dia sebelum pulang ke sini. Paham?"
Jongho menggelengkan kepalanya lelah. "Gak ada yang paham, Kak. Kematian dekat, 'kan?"
Hongjoong meliriknya.
Selagi San, mencoba menahan diri dan kemudian mengangguk. "Gue dengar yang lo bertiga omongin, dan baru ingat tentang Nama Aman Yunho. Ternyata benar, ya? Punya lo, dikikis jadinya?"
Hongjoong dan Yunho tak berucap apapun.
Tak ada jawaban dari mereka membuat San mengangguk, sebelum menatap dengan mata memerah. "Kami udah bicarain. Gue juga udah tahan yang lain buat gak protes, bahwa, selamatin enam orang ini, kecuali gue. Untuk Jennie, gue angkat tangan, mungkin lo lebih ta—"
"Maksud lo apa?" Hongjoong memotong, napasnya menggebu marah.
San menatapnya dengan dagu terangkat. "Seenggaknya Nama Aman lo ngurang, 'kan? Sekarang lo cuma perlu tanggung jawabin tiga, Juyeon juga demikian. Gue tau Juyeon bakal pilih Younghoon, Wooyoung dan gue, sebagai yang terdekat sama dia. Yeosang gak punya kesempatan jadi gue—"
"San..." Yeosang memotong dalam cicitan. "Tolong jangan, biar aku..."
Tetapi San tak repot untuk menoleh. "Diam, Yeosang. Kita sudah bicara tadi dan gue bakal nuntut Hongjoong buat ambil Seonghwa, Jongho dan Mingi, sebagai dia seharusnya. Untuk Juyeon, biar ganti milik gue sama Yeosang."
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ OCTAGON 2: SEX, PARTY AND ROCK 'N ROLL (ATEEZ BXB SMUT)
FanfictionOctagon dan The Overload menyelam pada dunia di dalam lingkaran dalam yang lebih luas. Semua berpusat pada sex, pesta dan rock n' roll. Walau sebenarnya, semua adalah tentang kekuasaan. Starts : January 18th, 2023