"Ada apa?"
Pertanyaan dari Hongjoong membuat Juyeon langsung menutup pintu klub musik itu rapat. Tepatnya setelah membiarkan San bersama Wooyoung, pergi—katanya untuk mencari Yeosang, untuk mengajak pulang—juga setelah mengusir pada adik tingkatnya keluar.
Juyeon membutuhkan ruangan tanpa siapapun, untuknya bicara dengan Hongjoong. Secara empat mata.
Saat itu Hongjoong melirik ke arah sofa, dari tumpukan baik surat, bingkisan maupun buket bunga.
Juyeon, segera langsung menghadap Hongjoong untuk menatapnya. Tanpa ragu, langsung menuju maksudnya. "San keceplosan bilang Arin mati, dan lumayan banyak yang dengar."
Sontak, Hongjoong membulatkan kedua bola matanya.
"Tadi ada beberapa teman Arin juga yang nuntut kebenaran."
"Bangsat..." Hongjoong mengerang pelan, mencoba memproses informasinya. "Bangsat... kenapa bisa...?"
"Gue tadi ada ribut sama San perihal Wooyoung—"
"Lo bisa jaga gak?!" Justru Hongjoong yang menjadi lebih marah, dengan mencengkram bagian dada dari pakaian Juyeon. "Gue harus tanggung jawabin ini, anjing!!"
Juyeon di posisinya paham betul. "Gue tau—makanya!!"
"Terus anaknya lo lepas sekarang?!"
"Gue—" Juyeon tersentak, sadar. "Gue... gue tau San gak akan bodoh lagi—gue di sini perlu nyari lo!"
Hongjoong menggelengkan kepalanya cepat, melepas diri. "Lo memang harus stay di sini, tapi anak lain... kita suruh mereka balik."
"Serius...?" Juyeon bertanya. "Yang lo mau tahan di sini anak Ovu aja atau kita?"
"Ovu, merangkap lo sama Yunho." Hongjoong menggertak, mencoba menahan agar tak begitu meledak. "Anjing... besok gue ada pertemuan, Juyeon. Lo mau hancurin ini?!"
Juyeon hendak protes membela diri, namun segera berubah menjadi pasrah, dalam anggukan. "Sorry. Gue harus lakuin apa...?"
Sembari menyeka surai rambutnya sendiri, Hongjoong mencoba berpikir cepat. "Cari Yeosang, bener. Suruh balik bawa San sama Wooyoung. Seonghwa juga kalau bisa."
"Jongho?" Juyeon memastikan.
Hongjoong menggelengkan kepala. "Jongho pasti bakal stay buat Nagyung. Toh, gue gak bisa pasang mata terus juga ke Nagyung hari ini. Masih harus nyenengin banyak pihak."
"Oke." Juyeon mengangguk cepat. "Gue cari mereka."
Walau merasakan tekanan, tetapi Hongjoong tetap menepuk punggung Juyeon, sebelum mengedik ke arah pintu. "Sekarang, Juy. Sekalian lo cek grup Ovu. Hajoon minta lo sama Mingi bikin live streaming."
Tak ada keraguan, Juyeon mengangguk lagi.
Tahu sudah selesai, Juyeon segera melesat dan keluar dari ruangan tersebut sampai membanting pintunya. Meninggalkan Hongjoong di dalam, sendirian mematung, dengan arah tatapan yang jatuh pada tumpukan hadiah yang didominasi warna merah, putih dan merah muda tersebut.
Perlahan, Hongjoong mendekat, untuk mencari tahu.
Entah, tapi perasaannya tak enak.
Namun tiba-tiba saja, pintu terbuka kembali. Hongjoong menoleh untuk bertanya, jikalau itu Juyeon, akan apa lagi yang harus ia tunggu selain pergi.
Tak disangka, Hongjoong salah.
Salah, bahkan terlalu salah karena tak pernah membayangkannya.
Bahwa yang masuk ke dalam adalah seseorang, berpakaian sangat fashionable, yang sangat membantu menonjolkan ketampanannya. Bahwa yang masuk adalah seseorang yang akan sekuat tenaga ia usahakan untuk berada di sisinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ OCTAGON 2: SEX, PARTY AND ROCK 'N ROLL (ATEEZ BXB SMUT)
FanfictionOctagon dan The Overload menyelam pada dunia di dalam lingkaran dalam yang lebih luas. Semua berpusat pada sex, pesta dan rock n' roll. Walau sebenarnya, semua adalah tentang kekuasaan. Starts : January 18th, 2023