Octagon 2 - 64 : Hari Tanggal 2 Februari Pt. 5

457 42 71
                                    

Di dalam kamarnya, dengan keadaan lampu mati—hanya gorden yang sengaja dibuka dari jendela berukuran sedang untuk mendapatkan cahaya bulan—Seonghwa duduk bersandar pada ranjang.

Tatapannya terarah lurus pada layar ponselnya, yang memperlihatkan bagaimana video pengulangan dari siaran langsung sesuatu yang terjadi pukul 3 sore sebelumnya.

Sejak pulangnya ia sekitar satu jam lalu—mereka ikut untuk makan-makan bersama yang lainnya, dan bisa sampai pukul setengah 10—tak bohong, Seonghwa terus memikirkannya.

Memikirkan bagaimana isi kepalanya tak bisa diam dalam membandingkan, begitu berbedanya Lino dengan... Hongjoong.

Sangat mengerikan, saat Seonghwa selama ini menganggapnya sebagai teman yang sangat baik, mencapainya terlebih dahulu ketika dirinya pertama kali diterima di sanggar. Lalu membantunya untuk segala hal dan membuat Seonghwa sangat nyaman. Seonghwa sangat diterima di lingkungan barunya.

Lino itu... seperti genangan air setelah hujan... tercipta secara tak sengaja, dengan kedalaman yang tak diketahui. Tapi kedalamannya tak mengerikan—kita tahu, itu hanyalah genangan tak berbahaya.

Sedangan Hongjoong... seperti badai. Penuh dengan angin ribut dan gemuruh petir. Berbahaya. Tetapi itu terjadi disaat kita berada di luar rumah. Saat kita berada di dalam? Badai itu bisa... menjadi pengantar tidur. Mengerikan sekaligus menenangkan.

Tak bohong... perbandingannya sangat kontras. Seolah Seonghwa... berniat membuka kesempatan...

Terlebih sekarang, dari yang Seonghwa saksikan. Sejuah video, di mana Venom bergabung dengan agensi yang sama dengan The Overload. Lalu diakhiri dengan dikonfirmasinya hubungan antara kedua pemimpin dari band rock tersebut, yang dikatakan bermulai sejak konser lalu.

Benarkah?

Jadi... sejak Hongjoong meninggalkan Seonghwa menangis di balik pintu, dirinya langsung pergi untuk... Jennie?

Begitu saja?

Tanpa memikirkan bahwa Seonghwa tak tidur semalaman lantaran terus merasa bersalah dengan permintaannya atas keputusan Hongjoong. Karena Seonghwa tak ingin Hongjoong mengorbankan The Overload... untuk dirinya lagi.

Tak ada keraguan dari keduanya di sana.

Hongjoong dan Jennie berciuman, meminta dukungan dari publik yang memang memberikannya.

Jadi... Seonghwa mengharapkan apa?

Hongjoong yang lebih dahulu meludahi hati yang Seonghwa berikan...

Saat itu, tiba-tiba terdengar suara ketukan di pintu. Seonghwa terkesiap, berseru sebentar saat ia menyeka air mata yang entah kapan turun membasahi pipinya, lalu mengunci layar ponsel.

Seonghwa menaruh ponselnya di meja samping sembari mempersilahkan yang mengetuk untuk masuk.

Tentu saja, hanya satu orang itu.

Lino, yang menggendong seekor kucing berumur 2 tahun, berwarna hitam, tersenyum tipis menatapnya kemudian.

"Boleh Toothless tidur sama lo malam ini? Kayaknya, dia kangen sama lo, karena di kamar gue... dia terus lompat-lompat ke sana kemari."

Sesak yang Seonghwa rasakan berubah menjadi kekehan.

Seonghwa mengangguk, dan menepuk sisi di sampingnya.

.

.

.

Begitu sampai, Hongjoong keluar dari mobilnya untuk mencapai sebuah café dalam keadaan tutup dan seluruh lampu mati.

Tetapi Hongjoong hanya mengandalkan keberuntungannya, setelah melalui 4,5 jam perjalanan. Lagi. Tiba-tiba seperti menjadi rutinitas.

✔️ OCTAGON 2: SEX, PARTY AND ROCK 'N ROLL (ATEEZ BXB SMUT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang