Octagon 2 - 184 : Sepercik Jawaban, Sebanyak Kepercayaan Pt. 2

370 50 76
                                    

Lima orang itu memasuki ruang latihan The Overload, dan menutup pintunya, untuk menyusul Hongjoong yang telah lebih dahulu berada di sana, duduk di depan drum milik Mingi.

Padahal baru saja secara sadar melukainya, namun Hongjoong, masih tetap berada di sekitarnya.

Tatapan Hongjoong tak bohong, terlihat lelah, tetapi masih juga tampak menantang. Perihal itu membuat beberapa dari mereka jengah dan kesal.

Tak ada yang memulai.

Maka, Hongjoong melakukannya.

"Belum puas, San? Kemarin?" tanya sang ketua dari The Overload tersebut, untuk melihat ke arah pemilik nama yang disebut. "Mau apa lagi? Lo semua mau apa dari gue? Gue sibuk, masih harus pergi lagi."

San harus menarik napasnya sepanjang mungkin, agar setidaknya, tak meledak seketika. "Gue yakin kami semua yang ada di sini, butuh ngomong sesuatu sama lo."

"Ya?" Hongjoong menantang, satu alisnya terangkat, tinggi. "Sini gue jabanin, San. Masih pertanyaan semalem?"

Yang lain tak mengerti.

Namun Juyeon paham saat berpindah padanya.

"Gimana, Juy? Masih mau tau?"

"Gue yakin lo punya penjelasannya." San langsung mendahului, di saat Juyeon belum sempat membalas. "Makanya, kasih tau kami."

Younghoon melirik sekitarnya. "Tentang apa?"

"Tentang Hongjoong punya hubungan sama cewek yang penampilan fisiknya mirip banget sama adiknya..." Juyeon menatapnya secara ngeri sampai tubuhnya merinding. "Gue memang gak punya adik, tapi kelakuan lo bikin gue takut, Hongjoong. Apa yang bikin lo berubah."

"Gue gak berubah." Hongjoong menjawab setenang mungkin, sebelum mengalihkan tatapannya pada drum di hadapannya, untuk menyentuh dan menyapunya pelan. "Lo semua aja yang gak kenal gue sebelum kuliah."

Hanya saja, di sana, Mingi melihat kebohongan. "Lo lagi hindari pembicaraan ini... lo selalu gak pernah mau jujur..."

"Ini anjingnya lo, sih." Younghoon mengumpat, menahan marah. "Dulu gue tonjokin aja lo rela, karena nyembunyiin apa yang Seonghwa lakuin. Lo belajar gak dari sana?"

Agak tipis, tapi Yunho, mulai berucap. "Kita ini satu tim bukan sih...?"

"Lo gak nganggap kita." Younghoon menggelengkan kepala, dengan terluka. "Gue paham tentang gue dan Mingi, atau San. Tapi lo ke Juyeon dan Yunho aja gak terbuka buat urusan lingkaran dalam."

Tatapan Hongjoong teralih pada Younghoon, di mana sosok itu malah tersenyum sendiri melihatnya.

Karena Hongjoong, dalam hatinya senang. Younghoon kembali pulang.

"Endingnya kacau." Juyeon langsung mengimbuhi. "Ya, sekacau sekarang. Sekacau otak lo yang malah dekat sama orang yang mirip adik lo sendiri. Lo gak ngeri? Kalau adik lo digituin orang lain gimana?"

Dan senyuman itu menghilang.

San menangkapnya. Merasa tak tega, tetapi San sendiri ingin menamparnya, agar bisa jujur dengan keadaan. "Karena lo gak mau ngomong, gue biarin yang lainnya tau."

"Tentang apa?" Yunho bertanya.

Saat di mana San, benar-benar menatap lekat pada Hongjoong, dan menuntut jawaban darinya. "Namanya Veronica. Dari ujung kepala sampai kaki, mirip Nagyung, bahkan tinggi badannya. Wajahnya memang beda, tapi cara bicara mereka sama, pun kesukaannya."

"Terus?" Younghoon tak sabar.

San membuka mulutnya, untuk melanjutkan.

Tetapi Hongjoong, yang sebenarnya sudah begitu lelah tentang masalah ini—di mana hanya dirinya yang tahu, bahwa urusannya dengan Veronica sudah dikatakan selesai, baru saja tadi, mendahuluinya. Melanjutkan apa yang tampak ragu San katakan, olehnya sembari tertawa. "Gue merawanin dia. Tadi juga baru nidurin dia lagi. Hm, gimana? Kurang? Butuh detail?"

✔️ OCTAGON 2: SEX, PARTY AND ROCK 'N ROLL (ATEEZ BXB SMUT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang