Octagon 2 - 194 : Memuai dan Memudar namun Memekat

525 45 21
                                    

Satu sentuhan secara hati-hati itu, langsung membuat Hongjoong terlonjak kaget. Seketika itu juga, dari kewaspadaannya. Di mana Hongjoong tak sadar bahwa dirinya tertidur di atas meja tersebut, setelah sepanjang malam melelahkan pun menyesakkan untuknya.

Jam berapa ini? Entah.

Yang pasti, Hongjoong langsung terduduk usai seseorang bergerak mundur selangkah, dalam takut. Sampai kedua tangannya menggenggam tali tasnya selendang kecilnya sendiri.

Sekilas Hongjoong melirik ke arah lampu di atasnya, sebelum kembali ke arah Nagyung-seseorang itu.

Tanpa menunggu lama, Hongjoong langsung turun dari meja dan menarik lengan kurusnya-dari bagian atas lengannya-untuk menyeretnya tergesa. Melewati bagian-bagian rumah yang sangat berantakan itu. Walau rasanya Hongjoong telah menyisir seluruhnya, tetapi tetap saja takutkan ada yang tertinggal.

Kecuali di dalam ruangan latihan The Overdose.

Hongjoong telah memastikan bahwa di ruangan kedap suara tersebut, sebelumnya hanya dua, tak ada lagi. Karena ruangannya tak seluas dan seterpisah barang-barang di ruangan kamar, maka Hongjoong berani membawanya ke dalam.

Lalu pintu ditutup rapat, untuk Hongjoong menatap Nagyung yang masih tampak ketakutan, memilih untuk merapat pada dinding.

Hongjoong menarik napas untuk mengusap wajahnya sendiri, secara lelah. Di sana, Hongjoong tahu, bahwa kedatangan Nagyung kemari, pasti diminta oleh yang lainnya. "Gak ada apa-apa, jangan khawatir."

Dikatakan seperti itu membuat Nagyung hampir menangis tiba-tiba. "J-jangan khawatir gimana...? Yang l-lain aja sampai takut sama Kak Rastaf... g-gimana caranya-"

"Kamu gak perlu aneh-aneh." Hongjoong mencoba meredam diri agar tak marah.

Kejadian terakhir bersama Nagyung tak benar-benar baik, bukan?

"Cukup diam. Nurut sama Kak Rastaf dan-"

"Cecil itu mau bantu..."

Cicitan itu sangat sempurna untuk menarik Hongjoong pada amarahnya yang belum selesai dan mungkin takkan bisa mereda. Hongjoong langsung menatapnya kesal, di saat Nagyung sendiri mencoba untuk meleburkan tubuhnya pada dinding di baliknya.

"Semua y-yang ada... semua yang nimpa kita semua itu... nimpa kita semua..." Nagyung mencoba menekankan kalimatnya di sana. "Artinya... kita semua yang harus hadapi ini, bukan Kak Rastaf sendirian..."

"Terakhir kali melunak, semuanya malah jadi gak becus." Hongjoong menjawab, suaranya mengikat benci dan muak. "Jalani aja kehidupan kamu dengan baik. Untuk segala luka kamu, Kak Rastaf bakal cari cara untuk-"

"Bikin Cecil paham, Kak!"

Tak disangka, Nagyung tiba-tiba membentaknya.

Pupil Hongjoong melebar dari detik ke detik, di saat Nagyung memilih tak berhenti di sana.

"Bikin Cecil paham! Bikin Cecil bisa bantu! Cecil udah bilang, teman-teman Kak Rastaf itu keluarga kakak! Tapi di sini, Cecil yang lebih keluarga! Kita bagi darah yang sama-"

"Ini," Hongjoong langsung meremas satu lengannya lagi, cukup kuat walau sudah menahan diri untuk tidak mengeluarkan seluruh tenaganya, "kamu bisa diem aja gak, dan jangan bikin Kak Rastaf makin pusing? Memang Kak Rastaf gak kewalahan harus lindungi kamu, setelah semua orang tau kalau kamu adik Kak Rastaf dan anak dari Prananto? Musuh kami banyak, Cecil! Paham gak?!"

Tetapi Nagyung bersikeras, bertahan dengan pendiriannya. "Kak Rastaf itu bisanya cuma marah tanpa ngejelasin! Mereka juga bingung harus gimana-apalagi Cecil y-yang baru bisa dekat sama Kak Rastaf di tahun ini! Cecil juga maunya-"

✔️ OCTAGON 2: SEX, PARTY AND ROCK 'N ROLL (ATEEZ BXB SMUT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang