Ketika Yeosang izin untuk keluar dari ruangan Juyeon-katanya ingin mencari camilan-Wooyoung segera menitipkan Juyeon pada Younghoon, untuknya menyusul ke luar.
Terpaut sekitar sepuluh langkah, Wooyoung mengejarnya-mencoba tak bising-yang membuat Yeosang menoleh. Segera Wooyoung memberikan senyuman tipis, sebelum mengeratkan jaketnya.
"Ikut."
Yeosang mengangguk, untuk mereka berjalan lagi, menuju ke arah luar, dengan melewati lorong demi lorong.
Di sana Wooyoung mencoba untuk mencari sebuah topik kecil. "Agak sedih, ya, waktu San di sini... gue malah jarang, karena ngerasa malu kalau ketemu dia. Tapi saat Juyeon... gue mau nahan rasa malu gue karena... gue gak mau lari lagi..."
Tak ada jawaban dari Yeosang.
Sebenarnya Wooyoung sudah tau, maka dari itu dia segera meraih satu tangan Yeosang, dan menggenggam tanpa melihatnya.
"Anggap gue gak ada." Wooyoung berucap. "Tapi anggap juga lo bisa ngeluarin semua pikiran lo tanpa takut apapun."
Yeosang meliriknya dari samping.
Selagi Wooyoung mengeratkan genggamannya. "Ayo, bilang aja. Gue gak akan respon karena-"
"Aku gak mau Juyeon harus tanggung jawabin namaku..." Yeosang, pada akhirnya, mengutarakannya. "Bukan apa-apa... tapi... kami gak dekat dan..."
Wooyoung menekan bibir bagian bawahnya, menahan untuk tak menjawab.
Saat itu Yeosang meluruskan kembali arahnya menatap, ke depan, untuk melanjutkannya. "Sebenarnya... di bawah nama siapapun... tapi kalau semisal harus... aku harus minta maaf kayak gimana... ke Hongjoong... dan San...? Karena... yang aku pikirin sekarang cuma... rasa kecewa mereka..."
Rasanya, Wooyoung yakin Yeosang memiliki banyak sekali pikiran, sampai tak bisa memisahkannya dan membuatnya bercampur aduk sekarang. Wooyoung memainkan jarinya dalam genggaman itu, mencoba menguatkannya.
Tak disangka, Yeosang tersenyum tipis, begitu mereka mencapai pintu keluar, untuk meliriknya. "Respon aja kalau ma-"
"Gue yakin Hongjoong sama San udah nerima, tapi lo tetap harus minta maaf." Wooyoung memotong karena tak sabar, merasa lega setelah diperbolehkan. "Tapi... bukannya apa-apa. Kita tau Yunho itu gimana... bahkan Yunho tidur sama Seonghwa saat posisinya masih jadi pacar Younghoon, loh? Ya, walau gue bukan orang yang tepat buat ngasih tau perihal perselingkuhan, tapi ya... kita tau Yunho walau dia teman kita."
"Aku cuma takut-"
"Ditinggal? Sendiri?" Wooyoung kali ini melepas genggaman tangan mereka, untuk menangkup leher Yeosang dengan kedua tangannya. "Gak. Lo itu gak sendiri dan gak pernah sendiri, oke? Sekarang, Yunho juga gak akan berubah kalau gak dapat tamparan."
Yeosang mengulum bibir bawahnya, menjadi takut untuk mengatakan, "terus baiknya... aku gimana...?"
"Hargai Hongjoong dan San yang udah nyelamatin lo, menurut gue." Wooyoung memberikan jawaban dari sudut pandangnya. "Untuk dua bulan, tiga bulan, atau lebih. Biar lo juga tau pasti, apa yang lo rasain ke Yunho. Jangan sampai lo nyesel kayak gue, Sang. Please..."
"T-tapi..."
"Lo gak sendiri." Wooyoung mengubah posisi, dengan langsung menarik Yeosang ke dalam pelukan, dan memberikannya tepukan ringan di punggung. "Lo sama gue aja, ya? Gue juga gak mau mikirin apapun... tentang perasaan gue ke San, atau Juyeon... atau apapun. Lo sama gue aja. Kita barengan lagi, ya?"
Ragu untuk Yeosang membalas pelukan itu.
Tetapi Wooyoung tak peduli, hanya memeluk erat. "Emang lo gak kangen, hunting event sama gue?"
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ OCTAGON 2: SEX, PARTY AND ROCK 'N ROLL (ATEEZ BXB SMUT)
FanfictionOctagon dan The Overload menyelam pada dunia di dalam lingkaran dalam yang lebih luas. Semua berpusat pada sex, pesta dan rock n' roll. Walau sebenarnya, semua adalah tentang kekuasaan. Starts : January 18th, 2023