Octagon 2 - 146 : Pembelotan

360 44 58
                                    

Begitu sampai di rumah, Hongjoong segera melesat masuk, di mana Yunho terburu-buru untuk menyusulnya. Selagi Hongjoong menaruh kunci mobilnya terlebih dahulu, Yunho lebih cepat berlari, melewati yang lain yang tengah menghias bagian tengah rumah, dan mempersiapkan banyak, untuknya mencari seseorang.

Ketika Yunho menemukannya, tanpa basa-basi, segera ditariknya ke sebuah tempat yang mungkin paling aman untuk melakukannya. Kamar mandi luar, di halaman belakang, depan kolam renang.

Segera ditutupnya pintu tersebut dan memastikannya dikunci.

Mingi, sosok yang ditarik disaat tengah melakukan pesan singkat di ponselnya, langsung mengernyit hampir berucap bingung.

Karenanya, Yunho langsung membungkam mulutnya. "Ini kita harus cepat sebelum ada yang mikir aneh-aneh. Tapi satu, Yena udah ketemu."

Mingi terbelalak, membuatnya meremas tangan Yunho untuk menurunkannya paksa. "Serius?!"

Agak panik, Yunho meminta Mingi mengecilkan suaranya.

Hal itu membuat Mingi mengangguk paham, dengan tatapan yang masih penasaran. "Oke, oke... jadi gimana? Di mana?"

"Di kota Hongjoong." Yunho menjawabnya. "Gue harus akui, gue gak bisa. Ini bantuan dari Hongjoong--dan Hyunjae sebenarnya."

"Gak masalah!" Mingi menggelengkan kepalanya, untuk selanjutnya menepuk punggung Yunho sembari tersenyum. "You did well. Lo udah ada kemauan. Hebat."

Nyatanya hal itu membuat Yunho terdiam, merasa terharu, sekaligus merasa sangat jahat. Selama ini, Mingi sebaik itu padanya, bahkan ketika mereka masih menjadi sebatas teman, tanpa tahu perasaan. Sekarang? Mingi sudah terluka dan masih seperti ini?

Tiba-tiba saja ucapan Hongjoong berputar.

Benar adanya. Yunho benar-benar harus bisa berubah.

"Terus apa lagi, Yun?"

Yunho ditarik kembali pada kenyataan. Kembali dalam kepanikannya, membuat dia segera meremas bahu Mingi, untuk agak mengguncangnya. "Lo nyembunyiin apa dari Hongjoong?"

"Hah...?" Mingi berusaha memproses maksudnya. "Nyembunyiin?"

Tenggelam dalam kepanikan, Yunho mendekat untuk mengatakannya dengan sangat menekan tetapi menjaga suara agar tetap pelan. "Tadi Hongjoong minta gue anter ke rumah Soobin."

"Apa?!" Sontak Mingi memundurkan tubuh dan hampir membuatnya terjatuh.

Selagi Yunho dengan sigap menahannya dengan remasan di bahunya tersebut. "Lo harus tau; Hongjoong beneran ngobrol sama Soobin, sebelum kakaknya datang."

"Apa aja...?" Mulai menjalar rasa takutnya.

"Awalnya nyuruh Soobin buat gak sentuh urusan lingkaran dalam, dan Nagyung lagi." Yunho berusaha menjelaskan walau masih panik. "Cuma selanjutnya, Soobin bahas tentang informasi yang dia kasih ke lo, di mana, Hongjoong belum nerima itu. Bener?"

Tubuh Mingi melemas, dirinya menjatuhkan sandaran ke dinding belakangnya, bahkan terasa tak kuasa meremas ponselnya sendiri. "Fuck... anjing... gue mati..."

"Iya, lo mati!" Yunho mengerang dengan sangat menahan diri. "Gue udah bilang ke Hongjoong buat tahan gak ngomong ini dulu ke lo, demi Seonghwa. Tapi serius, Gi. Lo pakai waktu ini, buat langsung jujur ke Hongjoong semuanya. Sebelum terlambat."

Mingi merasakan kedua belah bibirnya mulai gemetar. "Anjir... tapi Soobin gimana...?"

"Lo mau mentingin Soobin dari pada Hongjoong?" Arah pandang Yunho semakin turun lantaran tubuh Mingi semakin merosot ke bawah. "Lo pikir dia gak akan kecewa? Gue selama ini khawatir setiap lo sama Soobin, pun Hongjoong juga demikian. Lo bilang lakuin ini demi Hongjoong, tapi lo malah berpaling dari dia?"

✔️ OCTAGON 2: SEX, PARTY AND ROCK 'N ROLL (ATEEZ BXB SMUT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang