Octagon 2 - 78 : Satu Keputusan untuk Keputusan

438 46 55
                                    

"Seonghwa!"

Panggilan itu langsung dilepaskan oleh Mingi, begitu melihat sosok yang ditunggunya sepanjang kelas sore itu, akhirnya keluar. Seonghwa yang menyadarinya segera mempercepat langkahnya, namun Mingi takkan melepasnya begitu saja.

Mingi terus mengikutinya, selagi Seonghwa berusaha mencari celah untuk pergi.

Dengan itu, Mingi langsung menahan lengannya, dan bertepatan dengan mereka melewati toilet laki-laki, Mingi menariknya ke sana.

Seonghwa tak bisa melawan—pun sebenarnya ada bagian dari dirinya untuk mendengar. Penjelasan apapun, mengenai malam itu.

Di sana Mingi memastikan tak ada siapapun diantara bilik, sebelum kemudian menatap Seonghwa yang memilih merapat pada salah satu jajaran wastafel.

"I'll be quick, don't worry."

Seonghwa tak menjawab, tetapi diamnya dia seolah memberikan Mingi seluruh waktu yang dibutuhkan. Maka, Mingi mencoba melakukannya.

"Yang lo liat kemarin itu; bener-bener sekali setelah sebelumnya kami berhenti." Mingi sadar ada keambiguan dari kalimatnya, maka ia dengan cepat mencoba mengoreksinya. "Jadi... jadi gini. Gue dan Hongjoong sama-sama ngelampiasin sakit kami, karena Hongjoong cinta sama lo, dan di sini... gue suka sama Yunho."

"Yunho...?" Seonghwa tercicit dalam kebingungan.

Mingi mencoba sebisa mungkin menjelaskan. "Jadi... waktu itu, kami tau lo dan Yunho ngewe di dapur. Tahun lalu... sebelum konser. Jadi kami saling lampiasin, dan itu cuma berlangsung sekali untuk hubungan badan. Langsung berhenti tepat di atas panggung—Hongjoong yang lakuin itu."

Di posisinya, Seonghwa memeluk tubuhnya sendiri secara erat—seperti ketakutan.

"Dan udah gak ada lagi, sampai akhirnya lo sama Hongjoong merenggang karena keputusan masuk agensi." Ujar Mingi, yang menatapnya begitu khawatir, tetapi ia sudah memantapkan diri untuk memberitahu seluruhnya. "Setelah itu... gue sama San berniat buat jaga lo, karena Hongjoong lagi gila, as you can see. Gue... sekagum itu sama Hongjoong... makanya gue mau bantu dia lagi, jadi gue nawarin diri. Memang ini titik jahatnya; gue persilahkan kalau Hongjoong mau jadiin gue pelampiasan lagi, tapi asal lo tau, dia gak ngelakuin itu sampai di hari lo lihat kami."

Ada sedikit terlewat.

Mingi menelan ludah susah payah untuk mengatakannya.

"Oke... mungkin Hongjoong memang pernah, hampir, waktu kami ke kota kalian buat tampil itu. Tapi San mergokin kami, jadi di sana San udah mengira-ngira."

Seonghwa agak memalingkan wajah saat matanya memanas.

"Barulah malam itu terjadi." Kali ini, Mingi, benar-benar tak menyembunyikan rasa bersalahnya. "Di titik lo mau pergi ninggalin dia, dan Hongjoong terpuruk... di sana gue mikir, seenggaknya gue bisa bantu dia..."

Tetapi pertanyaan mendadak dari Seonghwa, menghentikannya.

"Lo... suka sama Hongjoong, Gi?"

Mingi tiba-tiba tergagap.

Selagi Seonghwa perlahan menatapnya. "Lo suka sama dia... atau memang lo cuma mau jadi pelampiasan? Soalnya... di kali dahulu, gue gak bisa marah... karena gue dan Hongjoong belum jadi sesuatu. Tapi sekarang...? Bahkan gue udah gak sama Yunho..."

"Makanya itu salah." Mingi menelan ludah secara cepat, walau kesulitan. Satu langkah ia mendekat, terhadap Seonghwa. "Gue salah... gue sangat salah karena gue sadar tapi gak berhentiin apapun..."

"Karena lo... suka dia?"

Dengan rapuh Mingi menggelengkan kepalanya. "Bukan gitu, Seonghwa..."

"Masalahnya... tiga bulan ini gue bergantung sama lo, Gi..."

✔️ OCTAGON 2: SEX, PARTY AND ROCK 'N ROLL (ATEEZ BXB SMUT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang