Octagon 2 - 153 : Sejemang

361 42 53
                                    

"Baru jam dua; kenapa kita harus udah pulang? Kan dekat~"

Nagyung merengek, setelah memasuki unit apartemennya yang dibukakan oleh Hongjoong. Masih merengek sebal, lantaran suasana rumah masih ramai, tetapi saat itu Saerom mengajaknya pulang. Saerom sendiri juga bukan tanpa alasan mengajaknya pulang; lantaran Hongjoong yang meminta.

Setelah Saerom melangkah masuk, Hongjoong juga melakukannya dan mengunci pintu.

Selagi Nagyung berdiri di hadapan Nagyung dan agak menghentakan kakinya. "Masih seru, masih ramai, Nagyung mau ikut~"

"Sekarang hari Senin, sayang." Saerom mengusap lengannya secara lembut. "Kamu banyak jadwal. Bahkan mulainya dari jam 7; artinya jam 6 harus sudah siap-siap. Sekarang mandi dulu, ya? Terus tidur."

"Gak mau~" rengekan itu semakin keras diberikannya. "Mau sama Jongho~"

"Iya, nanti. Memang gak dengar tadi Jongho bilang apa? Katanya pulang kuliah mau ke sini, 'kan? Makanya, sekarang mandi dulu, ya?" lanjut Saerom begitu tenang. "Mau disiapin air hangatnya atau sendiri?"

Nagyung menggerutu, cemberut sebelum menghela napasnya. "Mau sendiri aja!"

"Ya udah, mandi dulu, ya?" Saerom agak mendorong punggungnya, untuk membuatnya berbalik. "Kalau mau sesuatu, bilang, nanti Kak Saerom buat."

Namun Nagyung memilih tak menjawabnya, melainkan langsung berlari ke arah kamar. Bersamaan dengan bagaimana Hongjoong menghampiri salah satu sofa yang berada di sana--yang biasa digunakan jika sedang ada tamu atau sedang bersantai dan langsung duduk bersandar di sana.

Saerom menyadarinya.

Karenanya, Saerom menarik napasnya pelan, untuk mendekat.

Sudah sangat hapal, pun terbiasa, dalam satu bulan terakhir ini.

Tanpa berucap lebih dulu, Saerom duduk di sampingnya, yang mulai memejamkan matanya. Saerom memperhatikannya dalam diam, untuk beberapa saat, sebelum dirinya mencoba menyentuh kepala Hongjoong.

Dengan lemah, Hongjoong mencoba menepis.

Tetapi Saerom sudah bisa membacanya, dan dengan segera menariknya dari kepala, untuk membawanya ke dalam sebuah pelukan. Walau bukan pelukan yang tampak sempurna--hanya Hongjoong yang bersandar walau awalnya menolak--pada Saerom yang kemudian menarik napas cukup panjang.

"Sekarang apa lagi?"

Saat pertanyaan itu ditanyakan, Hongjoong mematung di posisinya.

Walau sudah tak agak memberontak lagi, dan membiarkan Saerom mengusap surainya secara hati-hati.

"Seonghwa kenapa lagi?" tanya Saerom, untuk memperjelasnya.

Karena jelasnya, selama satu bulan terakhir--mungkin belum benar-benar genap--adalah bagaimana Hongjoong memilihnya sebagai seseorang untuk mendengarkan keluh kesahnya. Walau tidak dengan membongkar lingkaran dalam, tidak juga membongkar tentang hal-hal inti, tetapi Hongjoong memerlukan sebuah tempat, yang setidaknya dapat mendengar, dan takkan berpaling darinya.

Hanya tentang Seonghwa... tentang dunianya.

Katakanlah, Nagyung adalah jaminannya.

Itu mengapa, Hongjoong, berakhir dengan membuka diri, di mana memang itulah yang dibutuhkannya selama ini.

Terlebih saat merasa tenang... nyaman...

Tak menyakiti pikirannya.

"Ini ulang tahunnya, loh." Saerom melanjutkan. "Selelah itu, ya, sampai gak bisa ditahan?"

Hongjoong tak mau menjawab, hanya ingin menenangkan diri.

Oleh sebab itu, Saerom memperbaiki sandaran Hongjoong di sofa tersebut, untuk berucap. "Lo tau sendiri, kalau gue bakal dengar apapun itu. Tanpa saran; seperti yang lo minta, cuma didengar. Kalau belum bisa, jangan dipaksa. Lo bilang ada hal yang lo kejar sampai bulan Juni nanti, 'kan? Jangan sampai lepas fokus."

✔️ OCTAGON 2: SEX, PARTY AND ROCK 'N ROLL (ATEEZ BXB SMUT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang