Sabtu, 18 Februari 2023.
Tepat di pukul 7 pagi itu, Hongjoong mengerang pelan, merasakan pening menyiksa di kepalanya, ketika ia membuka pintu utama rumah. Stella mengantarnya, setelah berulang kali Hongjoong menolak. Jelasnya, Stella tak akan pernah berhenti sehingga Hongjoong harus mengiyakan.
Semalam...
Semalam apa ya...
Hongjoong tak tahu persis, tetapi dirinya dan Stella tak melakukan persetubuhan. Ya, maksudnya, hanya sekadar perempuan itu mengisapnya dan selesai? Hongjoong tahu Stella menginginkan sesuatu darinya; tetapi sekarang sudah lebih terbuka jelas.
Bukan hanya secara seksual.
Stella mengatakan bahwa Tjokro dan Prananto berteman...? Masihkah? Tetapi Tjokro melindungi Ardhanto alias Ayah dari Dion, bukan?
Jadi... bagaimana ini?
Haruskah Hongjoong membongkar pada Ayahnya perihal yang terjadi pada Seonghwa di malam itu? Di mana kini ia sudah mengetahui, kejadian itu ada lantaran dirinya, sebagai anak dari sang Ayah, yang ditargetkan.
Haruskah...?
Namun Hongjoong takut.
Takut kejadian ini justru akan merusak pemilihannya.
Sudahlah, masih ada dua hari sebelum ia pulang untuk memikirkannya. Sekarang di antara keinginannya untuk melanjutkan tidurnya, Hongjoong memilih untuk mencari San dan Seonghwa segera.
Ada yang harus Hongjoong bicarakan.
Begitu membuka pintu kamarnya, Hongjoong menemukan San dalam keadaan berdiri di depan meja miliknya-menumpu dengan satu kaki. Melihatnya seperti itu tentu langsung membuatnya mendesah kasar, untuk segera mendekat padanya yang menoleh, melihat kedatangannya.
"Ngapain sih, San?"
Pertanyaan itu tak San jawab, di mana Hongjoong langsung menarik kursi terdekat, dari pada kursi roda yang posisinya jauh, untuk memintanya duduk.
San melakukannya, sembari menghela napasnya. "Gue juga tiap kencing butuh berdiri, Hongjoong. Lagian udah gak apa."
"Ya, kali itu gips gak berat." Hongjoong memutar matanya, merasa lelah, namun mencoba menahan. "Nurut aja, oke? Tapi nanti lo ke rumah sakit agak siangan, bareng gue."
"Gue rencana mau pergi..."
Hongjoong menatapnya dengan alis terangkat, membuat San menyerah kemudian.
"Oke..."
"Oke." Hongjoong mengulang sebelum menepuk kedua bahunya. "Oke, thanks." lanjutnya menghargai pengertiannya.
Segera San menatapnya lekat, membutuhkan jawaban. "Lo semalam ditahan Stella? Kenapa?"
"Gak penting." Hongjoong mulai mengusap kedua bahu itu, meremasnya lembut. "Dengar. Nama Aman lo itu tanggung jawab gue, tapi bukan gue yang pegang."
"Jadi siapa?"
Hongjoong perlu menarik napasnya, sebelum membalas, "Hajoon."
"Ha-apa?" San terkejut bukan main. Bahkan sampai tubuhnya tak sengaja mundur, sampai kursinya agak bergerak. "Gue... di bawah Nama Aman Hajoon...?"
"Ya, dan-"
"Hajoon alumni, Hongjoong." San kemudian menatap horor, seperti tak butuh untuk berkedip. "Dan juga ketua... 'kan? Angkatan berapa...?"
Tetapi Hongjoong mendesahkan napasnya lelah, membalasnya. "Jadi lebih baik napas lo hilang dari pada lo dipegang Hajoon?"
"Bukan gitu, tapi..."
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ OCTAGON 2: SEX, PARTY AND ROCK 'N ROLL (ATEEZ BXB SMUT)
FanfictionOctagon dan The Overload menyelam pada dunia di dalam lingkaran dalam yang lebih luas. Semua berpusat pada sex, pesta dan rock n' roll. Walau sebenarnya, semua adalah tentang kekuasaan. Starts : January 18th, 2023