Pukul setengah sepuluh pagi, di hari tanggal 1 Februari tersebut.
Perjalanan 4,5 jam yang Mingi dan Younghoon tempuh, membawa keduanya berada di kota kelahiran Hongjoong. Bersyukur saja, sekitar setengah jam sebelumnya, Jongho akhirnya membalas pesan Mingi. Walau Mingi sempat pesimis karena Jongho tampak begitu kecewa padanya, tetapi akhirnya dia mendapatkan juga alamatnya.
Kini, Mingi dan Younghoon berada tepat di depan sebuah rumah besar yang tampak megah tetapi bergaya lama dari luar tersebut. Entah, kelelahan yang mereka rasakan sama sekali seperti tak bisa dirasa. Karena keduanya tahu, setelah ini, masih ada hari panjang yang menanti.
Tetapi tampaknya tak ada orang.
Walau begitu, masih ada seorang satpam di posnya berjaga.
Younghoon memilih menjadi yang turun, selagi Mingi berinisiatif untuk menghubungi Yunho, untuk mencari informasi perihal hal ini.
Dalam tiga kali deringan, Yunho langsung mengangkatnya.
"Ketemu?" tanya Mingi dengan cepat.
Yunho pun di seberang sana, bertanya hal yang sama. Yang mana membuat ia setelahnya membalas kembali. "Belum. Gue sama Juyeon nyari ke kampus, ke temen-temen San, tapi gak ada yang tau juga."
"Feeling gue jelek." Mingi menahan napasnya sejenak. Agak memejamkan mata untuk bicara—beruntung, Yunho benar bisa diajak bicara. "Gue sama Younghoon baru nyampe banget di kotanya Hongjoong. Udah dapat alamatnya juga dari Jongho. Cuma belum tau dia ada atau enggak."
"Apa yang bikin lo mikir Hongjoong balik ke kotanya?"
Mingi, menahan sesak saat mengatakannya. "Rasa bersalahnya ke Seonghwa?"
"Bisa jadi." balas Yunho dari sebrang. "Lo berdua bisa sampe ke sini sebelum jam 4? Showcase jam 5 loh. Lo pastinya gak mau ngacauin ini, 'kan?"
"Paling telat, gue sama Younghoon berangkat jam 12 siang." Mingi menjawabnya dengan segera, melihat bagaimana Younghoon telah selesai bicara dengan satpam dan kembali mendekat padanya yang bertahan di motornya sendiri. "Kami cari dulu. Masih ada satu setengah jam."
"Gila." Yunho tertahan sesaat. "Lo sama Younghoon yakin bisa nyetir? Kalian sama sekali gak tidur."
"Memang lo tidur?" Mingi membalas.
Younghoon sampai di sampingnya; yang tak menunggu, langsung mengatakan hal yang ia ketahui. "Ayo, waktu kita dikit."
"Udah dapet?" tanya Mingi pada Younghoon, sebelum kemudian dirinya mempercepat pembicaraannya pada Yunho di sebrang telepon. "Yun. Gue cabut dulu sama Younghoon. Lo sama Juyeon tetap cari San—kalau Hongjoong hilang, dicarinya dia masih masuk akal. Tapi San hilang itu aneh."
"Anjing, jangan-jangan—"
"Kenapa?" tanya Mingi memotong.
Suara tergesa dari Yunho terdengar—tampaknya bukan untuknya. "Juy! Ayo! Kayaknya gue tau di mana cari informasi!"
"Yun?"
"Saling hubungi lagi nanti." Yunho berseru cepat pada Mingi di sebrang telepon. "Hati-hati!"
Belum Mingi bereaksi, panggilan sudah terputus. Namun Mingi juga tak memiliki waktu, saat melihat Younghoon sudah kembali menaiki motor dan mengenakan helmetnya.
"Di mana?" tanya Mingi, memasukan ponsel kembali ke dalam saku jaket lalu mengenakan helmet juga miliknya.
Younghoon menyalakan mesin motor lebih dahulu, memutar arah kemudian menjawab pertanyaan Mingi sembari menatapnya. "Rumah duka."
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ OCTAGON 2: SEX, PARTY AND ROCK 'N ROLL (ATEEZ BXB SMUT)
Fiksi PenggemarOctagon dan The Overload menyelam pada dunia di dalam lingkaran dalam yang lebih luas. Semua berpusat pada sex, pesta dan rock n' roll. Walau sebenarnya, semua adalah tentang kekuasaan. Starts : January 18th, 2023