Octagon 2 - 154 : Tiga untuk Tanggal Tiga

378 46 60
                                    

Tanggal 3 April 2023.

Seharusnya menjadi hari di mana Seonghwa genap berusia 21 tahun. Seharusnya menjadi hari yang sangat menyenangkan, walau tak pernah semenyenangkan itu sejak kejadian yang menimpanya dahulu.

Setidaknya Seonghwa berusaha.

Tetapi hanya berbuah kepahitan.

Seonghwa pulang, bersama Lino, karena tak sanggung untuk mengikuti keinginannya sendiri. Seonghwa hanya ingin bergelung, seperti ini, di atas kasur, bahkan sejak pukul lima pagi, ketika mereka sampai di rumah.

Hingga jam sudah menunjukkan pukul 8 pagi pun, dirinya, masih tak berkutik.

Padahal Lino, yang memilih untuk tidur di kamar lain lantaran memikirkan bahwa Seonghwa mungkin ingin sendirian, mungkin sedang tak ingin diganggu. Bagaimanapun juga, Lino punya kelas pukul sebelas. Di mana Seonghwa juga memilikinya, jam sembilan, tapi takkan datang.

Dengan lemah, Seonghwa meraih ponselnya yang tampak nyaris kehabisan daya. Hanya tersisa 7 persen saja. Seonghwa melihat, hanya melalui notifikasi bahwa ada banyak sekali ucapan selamat tahun yang ditujukan untuknya—baik dari teman kampus, jika masih cocok dikatakan teman disaat membicarakannya buruk, atau juga tempat di sanggarnya.

Tetapi Seonghwa tak punya tenaga.

Semua terkuras habis, bersama ketakutannya sendiri.

Jadi... semua ini bagaimana?

Hongjoong... tak membuangnya... 'kan?

Tiba-tiba satu pesan masuk.

Tatapan lelah itu berusaha membacanya.

Dr. Devon

Selamat pagi, Seonghwa.
Saya hanya ingin mengingatkan, sesi selanjutnya ada untuk besok (4 April 2023) pukul 09.15 AM ya.
Saya tunggu.
Selamat menjalani hari.

Seonghwa begitu ingin bertemu...

Hanya Seungwoo yang bisa mendengar dan mengerti dirinya... sejauh yang Seonghwa butuhkan.

:-:-:-:-:

"Saya akan tunggu di mobil, agar tidak menakuti pihak kedua. Jikalau sudah benar-benar bisa bicara dengan tenang, baru saya keluar untuk membantu prosesnya."

Dengan seksama, Yunho mendengarkan bagaimana penjelasan dari seseorang, di dalam mobil milik sosoknya tersebut. Yunho mengangguk-angguk, paham, melirik bagaimana lelaki yang lebih tua, mungkin sekitar 15 tahun darinya itu tersenyum, memegang koper berkas miliknya yang dibuka.

"Bagaimana, Tuan Jenandra?" tanyanya kembali. "Sudah dapat dimengerti atau ada yang ingin ditanyakan?"

"Itu saja." Yunho mengangguk, sembari tersenyum lurus sebelum bersiap keluar. "Saya keluar dulu, nanti saya hubungi."

Lelaki itu tersenyum mempersilahkan.

Sehingga Yunho, langsung keluar dari mobilnya dan berusaha merapikan pakaian barunya—ya, Yunho harus membeli pakaian baru tadi agar tak membuatnya mengenakan pakaian yang sama seperti kemarin. Segera setelahnya, Yunho berjalan, menyebrang jalan, untuk menuju tempat yang sama yang didatanginya kemarin.

Satu rumah yang menyatu dengan sebuah tempat makan, walau hanya bermodalkan halaman. Tetapi tempatnya selalu ramai, dan buka pada sore menuju malam—sesuai dengan informasi yang didapatkannya.

Saat itu, masih jam 10 pagi.

Tetapi Yunho tak boleh menyia-nyiakan waktu.

✔️ OCTAGON 2: SEX, PARTY AND ROCK 'N ROLL (ATEEZ BXB SMUT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang