Octagon 2 - 45 : Waktu dan Pengaturan Waktu

550 53 52
                                    

Cahaya matahari masuk dari pintu kaca di kamar tersebut, yang sejak malam tak tertutup gorden tebal, hanya bagian tipisnya. Namun bagian pintunya terbuka sedikit sampai membuat angin mampu masuk ke dalamnya.

Saat itu, Yeosang melenguh pelan, ketika terbangun dari tidurnya. Berusaha mengerjapkan mata, sampai ia merasakan, ada sesuatu yang menekan di pucuk kepalanya.

Ketika Yeosang melirik, adalah Yunho, yang dirinya jadikan bantalan, bertelanjang dada. Atau sebenarnya, mereka berdua masih telanjang di balik selimut tersebut.

Yeosang masih sedikit terpejam, untuk menyadari bahwa ia tengah berada di pelukan seseorang. Sampai kemudian, Yunho terusik sampai terbangun.

Satu hal yang Yunho lakukan adalah segera mengusap lengan Yeosang, sebelum menggesekkan dagunya di pucuk kepala tersebut.

"Pagi." erang Yunho pelan, berniat menyapa.

Yeosang tersenyum dan malah memejamkan matanya kembali. Merasa nyaman, entah mengapa. "Pagi."

"Mm..." Yunho pun tampaknya masih berat untuk beranjak. Yunho malah agak memiringkan tubuhnya, untuk memeluk tubuh Yeosang semakin erat. "Ada kelas jam berapa?"

Berusaha berpikir, melawan kantuknya, Yeosang menjawab. "Jam 11 sih..."

"Lagi punya mood buat naik mobil orang gak?"

Yeosang sontak terkekeh lembut mendengarnya, dengan masih terpejam. "Mobil aku bisa dipakai kok."

"Kemarin aku cek, bannya bocor. " Yunho menahan kekehan dari candaannya. "Harus naik mobil orang sih..."

"Hongjoong?" Yeosang justru balik menggodanya.

Barulah, Yunho agak menggerenyit. Mengeratkan rangkulan di punggung, naik ke bahu, lalu menatapnya sembari menyipitkan mata dari posisinya. "Orangnya pelit gitu? Kalau naik mobilku, kamu boleh nyetir kalau mau."

"Keceplosan ya bilang mobil kamu bukan mobil orang lain?"

Balasan dari Yeosang justru membuat Yunho merasa gemas dan langsung menekan ujung hidupnya di pipi Yeosang.

Karenanya, Yeosang membuka mata perlahan, membalas Yunho yang menatapnya, sebelum mereka menyatukan kedua belah bibir, untuk ciuman selamat pagi yang lembut.

Setelahnya, dengan berat hati, Yunho harus melepaskan perjalanan menakjubkan dalam satu malam itu. Yunho bangun setelah memberikan Yeosang kecupan terakhir di bibirnya lalu terduduk. Dirinya berusaha mencari ke sekitar, sampai ke bawah ranjang, untuk pakaiannya.

Selagi Yeosang, yang masih begitu berat di matanya, terduduk setengah, memperhatikan. Sembari menggulung tubuhnya dengan selimut, masih tak mau beranjak.

"Aku mandi dulu, beres itu kita sarapan bareng." Yunho mencetuskan ide, setelah selesai berpakaian. "Mau pamer skill masakku yang jarang dipake."

"Enak gak?" Yeosang menggodanya.

Yunho agak menyombongkan diri dengan menepuk dadanya. "Yang sering makan masakanku cuma Mingi sih. Coba tanya dia."

Jawaban itu hanya membuat Yeosang terkekeh.

Barulah, Yunho memperhatikannya dan mulai tersenyum lembut. Ekspresi bahagia itu, jelas tergambar di wajahnya. "Seneng banget, liat kamu bisa senyum kayak gini."

Yeosang tersipu, membuatnya langsung menarik selimutnya sampai menutupi setengah wajahnya. Hal itu itu membuat Yunho begitu gemas, sampai naik kembali ke atas kasur, hanya untuk menurunkan selimut itu dan mencium bibirnya cukup dalam untuk beberapa detik.

Saat itu, Yeosang langsung mendorongnya, walau wajahnya tersipu.

"Jangan aneh-aneh. Kita cuma lakuin ini. Sekali."

✔️ OCTAGON 2: SEX, PARTY AND ROCK 'N ROLL (ATEEZ BXB SMUT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang