Pintu itu diketuk, berulang. Terdengar agak memaksa, namun tak ada pilihan.
Butuh beberapa waktu, untuk Hongjoong mendapatkan pintu putih itu dibuka. Datang menggunakan mobilnya--yang ternyata baik-baik saja walau ditinggalkan--untuk menemui seseorang, selepas pemakaman dari Yeonjun yang dihadirinya. Sekarang, Hongjoong hanya perlu melakukan hal, yang bisa dilakukannya secepat mungkin.
Tanpa jeda.
Jennie, yang melihatnya, hampir menutup pintu kembali.
Namun Hongjoong lebih cepat menahan pintunya, membuat keduanya saling menatap.
"Kita perlu ngomong."
Jennie, terlihat begitu lelah--secara fisik, juga secara untuk menghadapi Hongjoong. "Gue udah mau ngelunak sama lo, tapi semalam, lo gak dateng buat party Roseanne?"
"Temen gue meninggal." Hongjoong menjawab, berusaha tak merasakan sakit, lalu melanjutkan. "Yeonjun. Lo tau, pasti? Lo dengar, 'kan?"
"Gak." Jennie hendak mendorong lagi.
Tentu saja, Hongjoong tak akan menyerah. Maka, dia mengatakannya. "Dibunuh, dan lo juga bisa jadi yang selanjutnya."
Jennie langsung terbelalak, tersentak.
Karenanya, Hongjoong mendorong pintu agar terbuka, untuk menatapnya lebih lekat dan juga lebih dekat. "Gue punya kejujuran yang pasti mau lo dengar."
Ada beberapa saat untuk Jennie menimbangnya.
Namun setelahnya, memang Jennie yang mundur lebih dahulu, untuk mempersilahkan. Sehingga Hongjoong melangkah masuk ke dalam, lalu menutup dan mengunci pintunya. Untuk keduanya kemudian berhadapan, dalam diam lagi, hingga akhirnya Jennie, menarik napasnya cukup panjang.
"Gue dengar tapi setelah itu, lo pergi."
"Iya." Hongjoong tak butuh banyak. "Dengar baik-baik."
Jennie mengangguk, sebelum memeluk tubuhnya sendiri.
Melihatnya seperti itu, Hongjoong agak tak tega, terlebih setelah tahu latar belakangnya. Baik yang dilafalkan oleh Hajoon, maupun yang dia baca sendiri secara lebih lengkap. Karena hal itu juga, yang membuat Hongjoong, mulai mengerti akan dirinya.
"Oke sebentar..." Jennie agak menunduk, sebelum melirik ke arah ruang tamu. "Duduk?"
Hongjoong mengangguk.
Jennie pun mendahului untuk menuju ruang tamu yang terlihat dari pintu depan. Untuknya duduk di salah satu sofa, kemudian membiarkan Hongjoong, untuk duduk di sampingnya, bukan di hadapannya.
Karenanya, Hongjoong mengikuti.
Keduanya saling memiringkan posisi tubuh, siap untuk bicara dan siap untuk mendengarkan.
"Lo cuma pelampiasan gue." Hongjoong memulai, tanpa ragu. "Selain karena gue, lagi gak bisa, sembarang tidur sama siapapun, gue pakai lo buat kebutuhan seksual gue. Di sisi lain, gue--"
Namun Hongjoong belum sempat.
Jennie telah lebih dahulu menamparnya.
Keheningan itu tercipta.
Wajah Hongjoong yang sampai menoleh karena tamparan itu, perlahan kembali menatap Jennie. Tak mempermasalahkan hal itu, Hongjoong hanya siap untuk melanjutkan walau melihat bagaimana Jennie terluka di hadapannya.
"Di sisi lain, gue butuh lo buat terkenal dan tinggi juga. Maka dari itu, gue biarin lo terus expose gue di kehidupan lo, biar publik tau, juga biar angka lo semakin tinggi, walau lo masih underground."
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ OCTAGON 2: SEX, PARTY AND ROCK 'N ROLL (ATEEZ BXB SMUT)
FanfictionOctagon dan The Overload menyelam pada dunia di dalam lingkaran dalam yang lebih luas. Semua berpusat pada sex, pesta dan rock n' roll. Walau sebenarnya, semua adalah tentang kekuasaan. Starts : January 18th, 2023