Octagon 2 - 27 : Percikan Jawaban

446 59 50
                                    

Di tanggal 26 Januari tersebut, pada siang hari, selepas kelas, Juyeon segera membawa dirinya menuju bagian luar kampus, sesuai dengan apa yang sudah diarahkan. Juyeon mengamati sekitar, sebelum menemukan yang dicarinya, dan segera masuk ke dalam. Tepatnya sebuah mobil, bagian samping kemudi.

Adalah mobil milik Hongjoong, dengan dirinya sebagai pengemudi. Hongjoong pun bersandar, tanpa melirik ke arah Juyeon, yang mulai mengenakan sabuk pengaman, untuknya di sana.

"Thanks untuk jemputannya." ucap Juyeon, yang sebenarnya adalah bentuk sindiran. "Lo nyusahin gue pas berangkat, minta anter Younghoon. Tanpa helm."

Kebetulan, kelas seluruh anggota The Overload seluruhnya dapat selesai siang hari, jadi mereka bisa memulai latihan lebih awal.

Saat itu Hongjoong hanya terkekeh, sembari menatap ke arah kaca mobilnya, untuk melihat ke luar.

Juyeon mengikuti arah pandangannya, tampak bingung karena Hongjoong belum melaju. "Kenapa?"

"Gak." Setelahnya, Hongjoong agak berdecih, sebelum mulai menyalakan mesin mobilnya, untuk dirinya kemudikan kemudian. "Lo sendiri kenapa? Suram amat."

Dengan malas, Juyeon memutar kedua bola matanya. "Risih."

"Sama?" Hongjoong agak melirik sekilas, sebelum mencoba fokus ke jalanan, di mana mereka sudah mengambil jalan besar.

Perlu beberapa waktu untuk Juyeon menjawabnya. Antara ingin menjawab jujur, atau menjawabnya secara tersirat.

Karenanya Juyeon terkekeh dan mengeluarkan sekilas yang muncul di kepalanya. "Yeosang bisa dipake gak sih?"

Sukses, kalimat Juyeon mampu membuat Hongjoong tiba-tiba membanting setir sampai mobil berhenti, untuk meraih kerah bajunya. Menariknya secara cepat yang sempat tersentak, saat Juyeon tak siap, sampai membulatkan kedua matanya di sana.

"Bercanda, anjing! Gue bercanda!" Juyeon dengan cepat berusaha membela diri. "Gue paham consent, tai! Ah, anjing!"

Hongjoong menghentak kerah Juyeon sembari masih menahannya, pun menatapnya serius.

Selagi Juyeon agak melirik ke belakang sebelum menyentuh tangan Hongjoong. "Tuh di belakang pada ngelakson. Gue bercanda, serius."

"Lo ngomong seolah gak mikir bencana lingkaran dalam kita ini berpusat karena apa?" Kali ini Hongjoong menghentak sambil melepasnya.

Kemudian dirinya mengatur gigi, melirik pada spion tengah untuk meluruskan posisi mobil, dan mengemudikannya lagi, menuju tempat tujuan mereka.

Sedangkan di posisi duduknya, Juyeon mengusap bagian kerah bajunya, lalu melirik Hongjoong secara horor. 

"Lagian Yeosang punya adik gue."

Gumaman dari Hongjoong, yang terlihat mencoba untuk menurunkan lagi pertahanan dan perlawanannya, membuat Juyeon melirik bingung. "Nagyung?"

Hongjoong ikut melirik bingung, seolah berpikir bagaimana ada yang tak mengerti. Walau sedetik kemudian dia tersadar, justru dirinya yang memang tak dimengerti. "Jongho."

"Oh." Juyeon menatap ke arah jalanan. "Yang lo anggap malah yang gak sedarah."

Berpikir tak perlu dilanjutkan, Hongjoong hanya diam.

Sementara Juyeon, menggerutu kecil setelahnya. "Lo bayangin coba. Seumur hidup gue selalu mainin perasaan orang lain, sekarang saat gue sungguh-sungguh, perasaan gue yang dimainin."

Hongjoong langsung paham. "Wooyoung?"

"Siapa lagi?" Juyeon mendengus malas, sebelum menghela napasnya secara lelah. "Lupain. Gue udah dapet beberapa info."

✔️ OCTAGON 2: SEX, PARTY AND ROCK 'N ROLL (ATEEZ BXB SMUT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang