Pada tanggal 7 Februari.
Semalam Mingi tak pulang, dan Hongjoong tak tahu ke mana ia. Mungkinkah bersama Soobin? Karena setelahnya, Mingi memang tak mengangkat panggilan kembali.
Sehingga di hari itu, Hongjoong membawa diri untuk mencapai Universitas Bakti Bangsa. Memarkirkannya di sekitar gerbang masuk bagian utara yang sering dilalui oleh Mingi. Karena jika Mingi bersama Soobin, mungkin Hongjoong akan menemukan mereka bersama.
Nyatanya benar.
Sekitar satu jam setelahnya, Hongjoong melihat bagaimana Mingi dan Soobin, berjalan kaki keluar dari gerbang tersebut. Tujuan mereka adalah restauran dekat kampus, jadi Hongjoong mengikuti, tetapi tak sampai masuk.
Hanya perlu tahu, Mingi melakukan hal yang dimintanya, atau memang, Soobin bisa membuat sosok laki-laki yang sulit akrab dengan orang luar itu merasa nyaman.
Karena Hongjoong tak melihat sebuah keterpaksaan di sana.
Sudahlah.
Hongjoong memilih untuk mengabaikan situasi, dan mencoba membawa diri menuju agensi. Sudah dalam keadaan pasrahnya akan semua yang terjadi. Karena tak ada yang bisa ia lakukan, walau ingin menyelamatkan Seonghwa di detik terakhirnya.
Lantaran... hanya Seonghwa selama ini tujuan hidupnya.
:-:-:-:-:
Di malam harinya, ketika Mingi pulang, ia menemukan Hongjoong terbaring di lantai samping kolam renang. Seorang diri. Hanya menatap ke arah langit-langit, seperti tak berkutik.
Sehingga Mingi yang hendak menaiki tangga, mengurungkan niatnya, untuk berjalan ke arah halaman belakang, dan melewati pintu kaca tersebut. Mingi mendekat sembari melepaskan jaketnya, kemudian berjalan secara hati-hati sampai di dekatnya.
Dari posisinya berdiri, Mingi melihat bagaimana Hongjoong meliriknya, sebelum abai, seolah tak ada apapun.
Padahal siang sampai sore tadi, mereka bersama di agensi, dan Hongjoong masih bisa melakukan semuanya dengan baik. Tetapi memang, setelah jadwal selesai, Hongjoong langsung berlalu, selagi Mingi mampir sejenak, untuk bertemu Soobin.
Bagaimana pun juga, pertemuannya bersama Soobin sekarang tak bisa lagi di rumahnya. Masih ada Jongho, dan Mingi takkan menyalahkan.
"Lo... baik-baik aja?"
Itu pertanyaan pertama yang Mingi berikan.
Sedangkan Hongjoong, hanya membiarkan wajahnya terlihat lelah. Yang sebenarnya, dirinya memang sangat lelah. "Lagi nunggu kematian gue..."
"Buat tanggal 10 nanti?"
"Dan kalian semua." Hongjoong berhenti sejenak, dengan bagaimana kedua tangannya terlentang, tak bergerak. "Gue ngerasa mau ngejar kalian juga percuma... tapi ada bagian dari diri gue yang gak mau kalian celaka, cuma... gue mau nyerah..."
"Lo bilang mau nyerah seolah lo serius sama itu."
"Memang serius..." Hongjoong berbisik. "Masih perlu nyelamatin Seonghwa, tapi raga gue gak mau gerak... gue seolah pengen ikutin takdir aja..."
Mingi menatapnya iba, sembari turun untuk berjongkok di depannya. "Jangan nyerah kayak gini, Hongjoong. Masih ada hari tersisa."
"Gak bisa..."
"Gue besok rencana nemuin Seonghwa." Mingi berucap yakin—walau bahasa tubuhnya juga agak ragu. "Gue mau ngomong sama dia, setelahnya, gue bakal bantu sebisanya. Tapi saran gue, lo juga besok temui dia. Masih ada waktu."
Namun, Hongjoong benar-benar tak bergerak. "Gue gak mau berusaha lagi..."
"Lo harus—kenapa lo jadi kayak gini?" Mingi mencoba untuk menyemangatinya. "Oke, gue paham. Lo kehilangan Seonghwa? Gue paham dia dunia lo, tapi secara kehidupan, hidup lo belum bener-bener berakhir."

KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ OCTAGON 2: SEX, PARTY AND ROCK 'N ROLL (ATEEZ BXB SMUT)
FanfictionOctagon dan The Overload menyelam pada dunia di dalam lingkaran dalam yang lebih luas. Semua berpusat pada sex, pesta dan rock n' roll. Walau sebenarnya, semua adalah tentang kekuasaan. Starts : January 18th, 2023