Yang pulang hanya mereka bertiga.
Yeosang, San dan Wooyoung, yang kini tengah duduk bersama di ruang tengah, atas permintaan satu orang. Atas bagaimana San, benar-benar panik dengan yang baru saja dilakukannya.
Bagaimana ini?
Bagaimana dengan Hongjoong yang tentunya harus mempertanggungjawabkan perbuatannya?
Di sana San tak tahu harus melakukan apa.
Satu pikirannya, tertuju pada Juyeon. Tetapi, apa Juyeon mau membantunya berpikir? Posisinya, Juyeon pun kalap. Di mana San juga marah karena orang-orang menyiksa Wooyoung seperti itu.
Dekat dengan Wooyoung tentu membuat San tahu bahwa, lelaki itu bukan pribadi yang kuat. Kematian Yeonjun pasti sudah menyiksanya. Sekarang... ini?
San bersandar sambil memejamkan mata.
Di sisi lain, Juyeon juga pasti sedang sibuk. Sebelum mereka pergi, Juyeon sempat mengatakan bahwa ia harus membuat siaran langsung dengan Mingi, permintaan agensi yang tentunya tak boleh ditolak. Sekarang, bagaimana cara San menjaga pikiran Wooyoung dan Yeosang, selagi miliknya juga berteriak sangat kencang dalam ketakutan?
San membuka matanya, lalu mencoba melirik kedua orang yang duduk di sofa yang sama—sofa terpanjang—dalam diam.
Saat itu, San mendorong kursi rodanya untuk pergi. Namun menyempatkan diri untuk menatap mereka, sampai kedua orang tersebut bisa melihatnya.
"Gue ke kamar sebentar."
San menahan napas sejenak, sebelum melanjutkan.
"Kalian berdua... jangan lupa makan... dulu."
Lalu, San memilih untuk pergi.
Sungguh, tak bohong. Kedua matanya memanas, San hanya ingin menjerit pergi.
Tak lama setelah San masuk ke dalam kamar Hongjoong yang sementara ini dihuninya, Yeosang dan Wooyoung kembali dalam keheningan.
Tentu saja, Wooyoung dengan pikirannya sendiri.
Selagi Yeosang, yang sudah tahu perihal—mereka membicarakannya di mobil saat perjalanan—merasa sangat sedih.
Pasalnya, Yeosang mendapatkan sebuah buket bunga dari pesan bertuliskan 'tunggu aku' dari seseorang yang tentunya ia tahu siapa. Terlebih dengan inisial yang digunakannya, membuatnya tahu, bahwa Yunho, sang pengirim, mencoba untuk mempertanggungjawabkan ucapannya semalam.
Selagi Wooyoung justru mendapatkan pesan-pesan kebencian. Yang bahkan tak satu, tak sepuluh, namun banyak.
Itu mengerikan.
Yeosang melihat Wooyoung hendak bangkit dari duduknya.
Jika tak melakukannya sekarang, Yeosang akan menyesal. Maka, Yeosang menahan tangan Wooyoung yang membuatnya terkesiap. Namun Yeosang segera mendekat untuk menarik Wooyoung ke dalam sebuah pelukan.
Satu pelukan... yang Yeosang harap dapat memberikannya ketenangan.
Walau sebenarnya, yang Yeosang dapatkan adalah, Wooyoung tak bisa menahan lagi, dirinya yang langsung runtuh dalam tangis. Terisak, menyakitkan, seiringan dengan Yeosang, mempererat pelukannya.
.
.
.
Ketika Younghoon datang, membawa empat buket bunga berbeda, Hyunjae membukakan pintu café untuknya. Menatap dengan senyuman lebar, selagi di dalam sana, dengan adanya beberapa pelanggan—yang merupakan anak band lainnya—tetap membuat Kino, Byounggon dan Moonbin meninggalkan apa yang mereka lakukan lebih dahulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ OCTAGON 2: SEX, PARTY AND ROCK 'N ROLL (ATEEZ BXB SMUT)
FanfictionOctagon dan The Overload menyelam pada dunia di dalam lingkaran dalam yang lebih luas. Semua berpusat pada sex, pesta dan rock n' roll. Walau sebenarnya, semua adalah tentang kekuasaan. Starts : January 18th, 2023