Octagon 2 - 156 : Pertemuan Dalam Tiga Babak

349 45 44
                                    

Berusaha menutup rasa lelahnya, saat itu, Seonghwa membuka pintu ketika mendapati ketukan beberapa kali yang memang dinantikannya. Ya, tidak benar-benar dinantikan. Hanya saja, sosok lelaki jangkung yang tampak tersenyum di hadapannya itu, sebelumnya telah menghubunginya.

Tepat sekitar satu jam lalu, di pukul enam sore.

Berniat untuk, mengajaknya makan malam.

Seonghwa mengiyakannya.

Untuk kali ini, meminta izin pada Lino, di mana sosok itu tengah sibuk di kampus. Rupanya Lino mengizinkannya.

Entah mengapa, Seonghwa merasa memang bisa terbuka pada Lino.

Kecuali tentang Hongjoong.

Seonghwa—dalam keadaan siap untuk pergi—tersenyum, pada Younghoon yang terkejut. Terkejut karena kadonya semalam, untuk Seonghwa, tak lain adalah sebuah pakaian, lengkap yang dikenakannya.

"Kam—ah... maksudnya... lo pakai baju... dari gue?"

Sembari melirik ke arah tubuhnya sendiri, Seonghwa mengangguk. Hanya pakaian berkain halus dan jatuh saat dikenakan, berwarna nude dan yang sedikit lebih tua di bagian celananya. "Pas banget. Thanks."

"Ya." Younghoon tersenyum lembut. Pertama kalinya, lagi, bisa melihat senyuman Seonghwa yang ditujukan khusus untuknya. Lalu Younghoon terkesiap, refleks melirik ke arah belakang Seonghwa. "Lino mana? Seenggaknya gue mau bilang dulu, kalau ngajak lo keluar."

"Gak ada." Seonghwa menggelengkan kepalanya. "Tapi tadi udah bilang ke dia, dan dia juga ngizinin."

"Okay." Karenanya, Younghoon hanya tersenyum simpul sembari menepuk pahanya sendiri sekali. "Alright, shall we? Dan... gak apa lo naik motor lagi? Gue gak pakai mobil kayak Lino, atau Hongjoong."

Seonghwa hanga menahan kekehannya, ketika ia maju satu langkah, untuk kemudian menoleh sekilas dan menutup juga mengunci pintu tersebut. Seonghwa kemudian memasukannya ke dalam saku, lalu tersenyum lagi pada Younghoon, untuk mengajaknya pergi.

"Ayo?"

Ajakan Seonghwa membuat Younghoon agak mengulurkan tangannya, hati-hati dan akan menerima jika lelaki itu menolak.

Namun rupanya Seonghwa menerimanya, kemudian menggenggamnya erat.

Hal itu membuat Younghoon tampak senang, untuk menuntunnya ke halaman depan, untuk mencapai motornya.

.

.

.

"Tuan Jenandra, ada baiknya kita kembali di hari esok. Sekarang sudah pukul enam sore. Saya melihat bahwa pihak terkait memilih untuk tidak membuka tempat makannya dari pada keluar untuk bicara sekarang."

Sayangnya, Yunho tak punya waktu lain.

Benar yang dikatakan Hongjoong, sudah tidak ada waktu lagi. Sama sekali. Di mana itu membuat dirinya juga sadar, bahwa semua harus terselesaikan hari ini.

Setidaknya, untuk bicara dulu.

Yunho menarik napasnya cukup panjang, untuk berbalik pada lelaki di hadapannya, sebelum menggelengkan kepalanya pelan. "Harus hari ini."

"Tenang saja. Anda tahu saya tinggal di kota ini, jadi bisa saya pastikan tidak akan ada yang terjadi." Lelaki itu berucap untuknya. "Jadi lebih baik, sekarang kita mundur terlebih dahulu."

✔️ OCTAGON 2: SEX, PARTY AND ROCK 'N ROLL (ATEEZ BXB SMUT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang