Octagon 2 - 55 : Ironi

470 50 50
                                    

"Gak, serius, lebih baik kalian pulang dulu, istirahat dan nanti biar gue yang hubungi yang lain."

Kalimat itu dilontarkan oleh Jongho, yang menatap Yunho dan Mingi penuh kekhawatiran, di lorong rumah sakit tetsebut.

Pertemuan itu terjadi lantaran Jongho diminta Soobin untuk menemaninya menunggu setelah showcase. Soobin berniat untuk meminta potret secara langsung, dan Jongho juga tak memiliki alasan untuk menolak.

Sampai ketika mereka bisa bertemu, barulah Jongho diberitahu tentang hal ini. Yang membuat Jongho mengikuti Yunho dan Mingi yang bergegas pergi, sedangkan Juyeon dan Younghoon diminta pulang untuk beristirahat. Soobin dengan berat hati harus pulang. Sedangkan Hongjoong—Jongho masih tak tahu di mana ia.

"Gak apa-apa. Kalian bilang seharian dari malam terus cari Kak San dan Kak Hongjoong." Jongho melanjutkan berusaha menenangkan, dan mengabaikan masalah yang tengah seisi rumah miliki. "Tapi Kak Hongjoong ke mana?"

"Pingsan." Mingi menjawab, tanpa melihat ke arah manapun selain pintu di dekatnya, yang merupakan tempat San berada sekarang—sebuah kamar inap.

"Terus?"

Yunho menjawab dengan sedikit susah payah. "Dibawa Stella."

"Kenapa?" sontak Jongho membulatkan kedua matanya, tak mengerti, mengapa Hongjoong yang pingsan dibawa oleh seseorang yang memberikan The Overload seluruh jalan untuk kejayaan ini. "Mungkin ada baiknya juga dibawa ke rumah sakit, kalau semisalnya, Kak Hongjoong juga gak tidur sejak semalam? Kak Hongjoong pulang untuk Nagyung, 'kan?"

Jongho mencoba mengerti dari penjelasan singkat yang Yunho dan Mingi beritahu padanya sebelumnya, berupa San kecelakaan dan Hongjoong semalam pulang ke kotanya karena Ibu Nagyung meninggal.

Tetapi Yunho menggelengkan kepala, seraya memijit pelipisnya pelan. "Trust me, gue sama Mingi, apalagi Juyeon, tadi udah nahan biar Hongjoong gak dibawa. Tapi kami gak bisa lawan."

"Terus Stella bilang, buat jaminan Hongjoong gak kabur untuk besok." Mingi menambahkan, sebelum membuang napasnya—masih tak mengalihkan tatapan. "Jagain San dulu ya, Jongho. Soalnya sementara ini kita belum tau nomor orang tuanya."

Yunho menambahkan sembari menepuk bahu Jongho sampai menatapnya. "Ha-pe San ada di meja, tapi udah rusak total. Gak bisa nyala."

"Oke, oke." Jongho tak bisa bohong bahwa ia khawatir. "Tolong, pokoknya kalian berdua pulang dulu aja. Serahin Kak San sama yang lain. Kalian berdua masih ada kegiatan Ovu buat besok, 'kan?"

Dengan raut wajah sedih, Yunho melirik juga ke arah pintu. "Biasanya San yang suka ngasih tau jadwal full, biar kita inget. Sekarang, boro-boro gue sama Mingi tau kalau ternyata besok ada jadwal."

Jongho menahan napasnya, sebelum mengangguk. Kemudian Jongho menepuk bahu keduanya, untuk segera pergi dari tempat itu—yang mana keduanya lakukan.

Sempat ada kontak mata antara Jongho dan Mingi, di mana salah satu memperlihatkan penyesalannya.

Setelah memastikan keduanya telah hilang dari koridor serba putih tersebut, Jongho pun mulai masuk ke dalam ruangan tersebut. Jongho memastikan langkahnya pelan, walau memang San terlihat belum sadarkan diri—pasca operasi sampai sekarang katanya.

Dengan itu, Jongho menghampiri sebuah sofa di samping ranjang rumah sakit, pada kamar VIP tersebut. Memastikan bahwa San mendapatkan ruangannya sendiri.

Segera Jongho meraih ponselnya untuk menghubungi orang-orang yang dimaksud.

Dibukanya bagian daftar chat, dilihatnya satu grup yang sengaja ia pinned untuk memudahkannya.

✔️ OCTAGON 2: SEX, PARTY AND ROCK 'N ROLL (ATEEZ BXB SMUT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang