Octagon 2 - 90 : Tercatat Pada 10 Februari Pt. 1

409 49 26
                                    

Tepat, ketika menemukannya keluar dari satu kelas, Seonghwa langsung menghadangnya. Secepat kilat. Belajar dari bagaimana Mingi pun melakukan hal semacam itu padanya lalu.

Seonghwa melakukannya untuk Yeonjun, yang menatapnya dari balik topi—topi yang sama dengan yang dikenakannya saat Seonghwa memukulnya, kemudian membuatnya menghela napas.

"Yeosang, Wooyoung and then you." Yeonjun tersenyum, agak memiringkan wajah. "Kalian mau apa?"

"Gimana kalau lo dan Wooyoung coba perbaiki?"

Sontak, Yeonjun jatuh dalam tawanya. "Apa?"

"Kalian." Seonghwa mengedikan bahunya. "Coba obrolin dulu. Lo tipe orang yang langsung... iya aja gitu?"

"Gue tipe orang yang gak ngasih second chance." Jawaban Yeonjun memperjelas semuanya. "So, ada lagi?"

Seonghwa menggigit bibir bawahnya, ragu.

Selagi Yeonjun melirik ke arah leher Seonghwa, memiliki empat bagian merah keunguan di beberapa bagian. Sangat pekat, terlihat baru. "Keliatan baru senang-senang, Kak Seonghwa."

"Memang." Seonghwa tahu yang Yeonjun maksud. Dari seluruh pakaiannya yang berwarna hitam, jejak di lehernya, pasti sangat kontras dengan kulit bersihnya. "Oke, kalau gak mau ngomongin sama Wooyoung, tapi lo ikut gue, ya?"

"Belum puas kemarin?"

"Apanya?" Seonghwa tak sadar.

Yeonjun hanya menatap dengan satu alis terangkat di balik bibir topinya.

Sehingga Seonghwa pun menyadari. "Pukulan kemarin? Gue gak akan minta maaf."

"Gak berharap." Yeonjun tersenyum. "Masih ada? Gue mau cabut, dan sama-sama, Kak, karena gue ngeladenin obrolan ini."

"Tapi gue butuh lo ikut gue." Seonghwa bersikeras.

"Alasannya?"

Seonghwa agak melirik ke sekitar, di koridor di mana orang-orang, berlalu lalang. Juga seperti teman sekelas Yeonjun yang baru keluar. "Gak bisa gue bilang di sini."

"Mau di mana?" Yeonjun terkekeh, lalu mengedik ke arah pintu toilet yang tak jauh dari mereka. "Mau?"

Seonghwa mengikuti arah tatapannya.

Entah. Tetapi jika mereka memang butuh tempat lebih privat untuk bicara, Seonghwa pun mengangguk. Kemudian berbalik lebih dulu untuk berjalan, selagi Yeonjun memasukan kedua tangan pada saku celana longgarnya, lalu mengikuti dari belakang.

.

.

.

Ke-empatnya berada di dapur, di depan meja makan dengan kursi masing-masing yang mereka duduki. Satu mengupas apel, satu menulis di buku catatan, dua lain menunggu.

San, satu dari empat, tahu tak ada Hongjoong atau Juyeon di sekitarnya yang bisa mengomeli, membuatnya menggunakan kruk, alih-alih dengan kursi rodanya.

Namun jelasnya, empat orang itu berada di sana.

Jongho dan San, berdampingan. Lalu di hadapan mereka duduk Nagyung dan juga Saerom, yang kini berusaha berbaur juga dengan orang-orang baru yang dikenalnya.

Sebenarnya Jongho dan San begitu khawatir dengan seluruhnya yang berada di kampus. Namun di meja makan ini, mereka mencoba meredamnya—yang keduanya tahu, mereka tak boleh membuat dua perempuan ini tahu tentang lingkaran dalam. Akan sangat bahagia jika banyak pihak luar yang terlibat.

✔️ OCTAGON 2: SEX, PARTY AND ROCK 'N ROLL (ATEEZ BXB SMUT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang