Octagon 2 - 185 : Di Ujung Tebing Kewarasan

366 50 61
                                    

Dalam lelah, Hongjoong duduk di tangga teratas, depan, pada terasnya, depan pintu utama. Menghadap ke arah luar di tengah malam lewat tersebut, bersama Juyeon yang duduk di sampingnya.

Setelah pembicaraan lalu, tak ada lagi yang melanjutkan, selain pemikiran mereka masing-masing. Tak ada yang mencoba membebani Hongjoong, disaat mereka mendengar, hanya sepercik dari penjabarannya saja, susah membuat mereka pusing tujuh keliling.

Seolah... berpikir; bagaimana cara menahan dan menghadapinya? Seorang diri?

Tapi baik Yunho, Mingi, Younghoon dan San sampai di sebuah pemikiran, di mana mereka mencoba mendiskusikannya di dalam. Selagi Juyeon, duduk bersamanya sekarang. Sambil merokok, di mana sesekali menawarinya yang hanya menolah, selain menumpu kedua lengannya pada atas pahanya masing-masing, dan memainkan jemarinya sembari menunduk, tak nyaman.

Juyeon menarik hisapan panjang, sebelum mematikan puntung rokoknya, pada tangga. Sebelum melemparnya asal ke arah jalanan.

"Kalau drugs nyampe ke publik, yang mampus Ovu loh."

Terlihat seperti lelah menanggapi, tetapi Hongjoong masih melakukannya. "Back up gue buat drugs gede. Tenang."

"Yakin?" Juyeon melirik, sebelum meringis sendiri. "Ah... lo pasti udah pikirin mateng sih."

Tak ada jawaban, pun reaksi kentara.

Juyeon memikirkannya, sebelum sedikit mendekat. "Tapi lo gak nyoba, 'kan?"

Tanpa ragu, Hongjoong menjawab. "Nyoba. Sekali. Langsung emosi nonjokin satu orang."

"Damn..." Juyeon mengumpat, untuknya menatap ke arah depan lagi. "Gue juga udah pernah sih, sama anak-anak."

"Anak-anak siapa?" Kali ini Hongjoong yang meliriknya.

Ada sedikit senyuman terpatri di bibir Juyeon, untuknya membalas lirikan Hongjoong. "Khawatir, ya? Tenang, anak-anak angkatan kita di lingkaran dalam maksud gue. Waktu kapan, ya? Zaman gue masih aktif bejat deh."

Hongjoong memutus tatapan kembali.

Sedangkan Juyeon mempertahankannya. "See? Sejauh apapun lo sok ngedorong kami, lo perhatian sangat sama kami. Ya? Gimana pun juga, kami ini nama-nama lo, loh."

"Baru sadar setelah nyusahin gue?"

"Ya, gimana..." Juyeon meringis, untuknya mendorong punggungnya sendiri ke belakang, dengan menumpu tangan di kiri dan kanannya. Menjadikannya tumpuan, untuk kembali menatap lurus ke depan. "Memang anak Ovu yang gak emosian siapa, sih? Younghoon asal gebuk. Gue asal nuduh. Lo juga, asal hajar, anjing."

Dalam suara pelan, Hongjoong mengimbuhi. "Yunho agak tolol, tapi cuma perlu diarahin. Mingi yang otaknya masih dipake."

"Gotcha~" Juyeon menggodanya sambil tertawa kecil. "Tuh, lihat? Sok dorong Mingi ngejauh padahal paling hapal."

Hongjoong melirik secara sinis.

Namun Juyeon hanya menjulurkan lidahnya. "Lo aja kalau fanservice di atas panggung, paling banyak sama dia. Paling ekstrim yang lo lakuin apa ya, kalau sama yang lain?"

"Ngusap kontol lo pas lo lagi solo guitar?"

Juyeon langsung tertawa, teringat masa-masa dahulu. "Lumayan, lumayan~ selain jilat-menjilat, ya?"

Tak ada balasan dari Hongjoong, walau masih melihatnya.

"Ngejilat seenak itu, sih. Tapi lo yang lebih hobi jilat, sampe mic di paha Jennie." Juyeon mengangguk, lalu sedikit bergumam, mendapatkan ide. "Berani tindik, gak? Lidah lo tindik aja, kan gak keliatan tuh kalau di kampus baru, lo masih mau ngesok jadi anak baik. Nah, tunjukin tindikannya di atas panggung."

✔️ OCTAGON 2: SEX, PARTY AND ROCK 'N ROLL (ATEEZ BXB SMUT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang