Octagon 2 - 171 : Pengawal dan Kesatria Pt. 3

339 43 53
                                    

"Masuk."

Bahkan sudah sekitar satu jam, mereka berdua hanya diam di dalam mobil, walau gerbang telah dibukakan. Namun Hongjoong hanya terus, meremas setir mobilnya, menatap lurus ke depan di mana rumahnya berada, sembari menghentakkan kaki berulang kali secara gelisah.

Tentu Hyunjae sangat menyadarinya.

Namun, kedatangan mereka kembali ke kota untuk ini, bukan? Selain untuk transaksi selanjutnya dengan Minhyuk, yang ingin ia temui selagi tak bisa setiap di ibukota.

Entah apa yang mengganggu Hongjoong.

Lelaki itu, hanya terus diam, bahkan setelah mereka mampir ke manapun—makan siang, memutar kota sampai tiba kembali di sini.

Hyunjae menarik napasnya perlahan. "Ini kalau gue dibolehin masuk, gue masuk deh buat lo. Tapi bokap lo ada gak?"

"Ada." Hongjoong menjawab lurus. "Gue memang udah bilang mau balik tanggal 5."

"Terus nunggu apa lagi?" tanya Hyunjae tak sabar. "Nanti malam, kan kita ke Fantasia X. Yunho juga katanya mau ikut kalau udah beres."

"Cuma ragu."

"Ragu kenapa?" Hyunjae menatap bingung. "Ini kalau lo gak jadi, mending ke rumah gue deh. Ketemu bokap gue, biar beliau pukul kepala lo pakai tongkat golf dan—"

Hongjoong langsung meliriknya.

Sedangkan Hyunjae mengedikan kedua bahunya dengan santai. "Bokap gue kan tau kalau lo yang bikin gue masuk rumah sakit, hehe. Nunggu ngamuk aja kalau tau anaknya malah jadi deket sama yang pernah bikin dia hampir mati."

Barulah, Hongjoong agak memiringkan posisi tubuhnya terhadap Hyunjae untuk memastikan ucapannya.

Di saat Hyunjae, tersenyum dengan lurus. "Musuh lo banyak, Hongjoong. Yang seangkatan atau di atas angkatan kita juga, tau, kalau lo selalu lolos sejak dulu. Cuma Kino, Byounggon dan Moonbin loh yang selalu kena. Tapi lo? Entah lo mainin karakter lo dengan baik, atau mungkin, bokap lo ikut back up dari belakang."

"Bokap gue gak—"

"Yakin?" Hyunjae memiringkan wajahnya, menatap dengan ekspresi polos yang dibuatnya. "Bokap gue seseorang loh, Hongjoong. Tapi sama sekali gak bisa yakinin sekolah lo dan yayasan kalau lo yang bikin gue celaka, 'kan?"

Hongjoong terdiam, dengan kedua pupil yang membulat.

Selagi Hyunjae menarik napasnya cukup panjang. "Iya, gue tau kok, lo hebat. Tenang aja, pride lo gak perlu luka karena itu. Cuma, lo kepikiran gak, kalau mungkin ada bokap lo di balik semua itu? Kepikiran gak kalau bokap lo yang bakal jadi orang pertama yang pasang badan demi keselamatan lo?"

Tak ada jawaban dari Hongjoong.

Hanya Hyunjae, yang tersenyum senang, sebelum menyamankan diri dari posisi duduknya. "Tenang, gue gak suka bokap gue kok. Gue ada di pihak lo; makanya gue di sini."

Tak ada reaksi, masih.

"Seperti yang gue bilang sebelumnya; gue ngerasain kehidupan setelah dekat dengan kematian. Thanks to you. Sekarang gue mau ngerasain kehidupan itu lebih banyak lagi."

Kali ini, masih tak ada balasan.

Hanya saja, Hongjoong langsung keluar dari mobilnya dan meninggalkan Hyunjae di sana. Untuknya masuk ke dalam rumahnya, sembari agak berlari di sepanjang halaman depannya, untuk menerobos ke dalam. Begitu saja.

.

.

.

Kedua mata itu begitu berbinar, senang, begitu Yunho melihat bagaimana Yena yang duduk di hadapannya—tetapi segaris lurus dengan pengacaranya—menandatangi berkas antar berkas yang diberikan. Membubuhi seluruh kertas yang diperlukan, pun di atas materai. Hal yang juga harus disembunyikan dari keluarga Yunho, lantaran, sang keluarga menganggap semua masalah telah usai, beberapa tahun lalu.

✔️ OCTAGON 2: SEX, PARTY AND ROCK 'N ROLL (ATEEZ BXB SMUT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang