Octagon 2 - 37 : Pertemuan dan Garis Takdir

465 49 33
                                    

Begitu San keluar dari ruangan Direktur, wajahnya tampak ditekuk. San bahkan hanya menatap lurus pada kelima anggota The Overload, yang menunggu di ruang tunggu, dari lantai kedua tertinggi di gedung Checkmate Entertainment. Setelah kepulangan mereka dari luar kota, yang langsung menuju kemari, bersama seluruh barang-barang mereka.

Jelas, kekuasaan di atas segalanya. Dari yang San ketahui dari Hongjoong pun, lelaki ini berkecimpung di dunia olahraga. Menjadi guru olahraga setelah sebelumnya sibuk menjadi atlit. Lalu keluar untuk mengelola gym yang sukses memiliki banyak cabang. Tiba-tiba saja ketika Ardhanto alias ayahnya menjadi CEO, laki-laki ini tiba-tiba saja menjadi Direktur.

Begitu saja.

San kemudian mengedikkan dagunya, seolah memberitahu bahwa kini giliran kelimanya yang masuk. Oleh karena itu kelima anggota The Overload pun berdiri, tepat bersama San duduk dan langsung memijat pelipisnya.

Didahului oleh Yunho, lalu Younghoon, Juyeon dan kemudian Mingi, untuk masuk satu per satu menggunakan langkah mereka. Sedangkan Hongjoong melirik San sekilas, yang menggelengkan kepala seolah memberikannya isyarat untuk tak melakukan hal apapun yang sekiranya dapat merugikan banyak pihak.

Hongjoong hanya menahan napasnya sejenak, sebelum menjadi yang terakhir untuk masuk. Menutup pintu, lalu bergabung untuk duduk, menghadap seseorang yang sedang berdiri meminum secangkir kopinya.

Harus bertemu lagi dengannya.

Seharusnya Hongjoong menampilkan ekspresi seperti dirinya biasanya depan umum. Hanya saja, Hongjoong tengah tak sanggup. Bukan karena masih pening, tetapi ia benar-benar tidak dalam keadaan yang baik-baik saja.

Direktur mereka, seseorang yang resmi menjabat di Checkmate Entertainment lantaran sang Ayah menjadi CEO, atas dasar hadiah oleh Tjokro, pemilik asli seluruhnya.

Hongjoong begitu muak melihatnya.

Tentu saja, Dion Bagaskara tahu jelas tentang itu. Terlebih akan bagaimana senyuman mengembang, dari lelaki bertubuh bugar itu, sebelum duduk di sebuah sofa single yang menghadap mereka semua dalam ruangan itu.

"What's with the long face, everyone?"

Pertanyaan yang diajukan itu tak membuat satu pun menjawab. Seluruhnya hanya menunduk, selagi Hongjoong, menjadi satu-satunya yang berani menatap.

"Masih seumur jagung, tapi udah kedapatan masalah, ya?" tanya Dion, sebelum berdecak pelan dengan senyuman. "Sebenarnya di dunia entertain, hal seperti ini wajar. Tapi, ya, jangan terang-terangan wasted dong."

"We didn't do drugs." Hongjoong membalas tanpa ragu, dengan penekanan. "We've been drugged."

"Itu dua jenis berbeda." Dion menjawab dengan santai, sebelum kemudian merogoh ponsel, membuka sesuatu, dan meletakkannya dalam keadaan memutar video di atas meja. "Nyatanya, publik ingin menganggap itu berbeda."

Hongjoong tahu pembicaraan ini takkan benar, sehingga dia memilih untuk memalingkan wajahnya.

Sedangkan Dion, tiba-tiba memutar masa lalu. "Kamu ingat waktu dahulu kamu, lalu Kino, Byounggon dan... siapa satu lagi? Ah, Moonbin. Benar. Sering sekali merokok dan minum di belakang sekolah. Ingat?"

Yunho melirik sekilas pada Hongjoong, selagi Younghoon menghela napasnya, pun dengan Mingi.

Satu yang bicara, yaitu Juyeon, yang mengangkat wajahnya. "Maaf jika lancang, tapi semua tidak ada hubungannya, jadi mari bicarakan yang memang layak dibicarakan di sini."

"Easy, Cakrananda." Dion tertawa karenanya. "Saya ini hanya mencoba mengingatkan Hongjoong, atau Rastafara ini, pada masa lalu. Masa iya, dahulu, pintar sekali memasang image murid teladan, padahal di belakang, sehancur ini?"

✔️ OCTAGON 2: SEX, PARTY AND ROCK 'N ROLL (ATEEZ BXB SMUT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang