Octagon 2 - 141 : Awal Bulan April Pt. 4

437 45 123
                                    

Sebenarnya, masing-masing dari mereka sudah tahu, apapun agendanya, akan berakhir dengan keduanya bercumbu. Sehingga, televisi di ruang menonton yang luas dan nyaman dalam rumah mewah Soobin yang tengah menampilkan salah satu anime yang mereka tonton ulang, tampak tak berguna. Saat Soobin, menguasai tubuh Mingi di bawahnya, dengan ciuman basah mereka dan pergulatan lidah. Di saat tangan masing-masing saling menggerayangi tubuh lawannya.

Soobin bahkan menyesap lidahnya kuat, seperti tak ada hari esok.

Dengan napas tertahan, Mingi berusaha mengimbanginya.

Beruntung, Soobin yang melepas lebih dahulu, dengan bagaimana dirinya mulai turun ke leher pemuda yang lebih tua darinya tersebut. Mungkin secara ukuran, tubuh Mingi tampak lebih sedikit berisi dari pada Soobin, yang tampak kurus. Tetapi tak bohong, secara massa otot, Mingi sudah membuktikannya sendiri. Seolah kehadiran The Overload di gym dengan masing-masing personal trainer tak berfungsi padanya.

"Cari cewek lagi, mau gak?"

"Kayak waktu itu?" Mingi menahan erangan dan hasrat menggebunya, sembari dirinya mengusap punggung Soobin, mencoba masuk ke balik kausnya. "Boleh enggak...?"

Soobin menarik diri dari pergerakannya untuk melumat leher Mingi. Lalu Soobin menangkup pipinya, menatapnya dengan mata mengerjap. "Kak Mingi gak suka?"

"Bukan gitu, tapi..." Mingi takut salah berucap.

Hanya saja, Soobin langsung mengecup bibirnya secara berulang, sebelum tersenyum kemudian. "Gak apa-apa, kalau gak suka, kita gak perlu lakuin itu. Harusnya bilang loh, dari awal? Jadi kita gak bablas dua kali waktu itu."

"Bukan..." Mingi agak meringis untuk mengatakannya. "Tapi perempuan yang lo pilih... kan... dari club nyokap lo... dalam artian... mereka budak... 'kan?"

"Fungsinya budak loh? Lagian gue bayar." Soobin tak menemukan hal yang aneh. Satu yang dilakukannya, hanyalah meluruskan tubuh, untuk melepaskan kausnya sendiri. "Kak Mingi, listen, kalau Kak Mingi gak nyaman sama sesuatu, bilang Soobin, ya? Jangan ngerasa harus ngelakuin yang Soobin mau tapi lo terpaksa."

Mingi dibuat membeku mendengarnya.

Selagi Soobin kemudian menggigit jari telunjuknya sendiri yang ditekuk, menyeringai gemas melihat Mingi di bawahnya. "Lo tuh gemesin banget loh, Kak. Gila... gue suka banget lihat lo. Kayak... punya banyak kejutan. Pertama basket, kedua anime? Selebihnya... lo beneran se-obedient ini... wah... gak bohong, Kak. Gue berdebar..."

Tak bisa ditahan, bagaimana wajah Mingi langsung bersemu begitu saja.

Bukankah ini... terdengar seperti sebuah pengakuan?

Jika iya... apakah Mingi baru saja mendengar bahwa ia... dicintai...?

"Tapi lo tau, kita gak bisa."

Satu kalimat itu, menghapus senyuman di wajah Mingi yang hampir terbentuk.

Melihatnya, Soobin langsung menangkup pipinya gemas, sampai membuat bibir Mingi mengerucut. "Gak bisa karena nanti lo yang sengsara sama keluarga gue, Kak. Bukan karena gue gak mau..."

"Maksudnya...?"

"Ya mau gimana lagi?" Soobin mengedikan bahu, sebelum wajahnya agak miring, sembari menggosok ibu jarinya di pipi tersebut dan memperhatikan wajahnya. "Keluarga gue bukan keluarga baik-baik. Semua orang bakal milih ngehindar dari pada ada urusan sama kami. Kak Sangkala sampai sekarang, gak punya siapapun, karena dia milih buat gak sayang siapapun. Kak Safina, yang gak ada urusan sama lingkaran dalam secara keanggotaan aja, sampai harus putus sama pacarnya waktu itu. Lantaran Kak Safina gak mau seret dia ke sini."

✔️ OCTAGON 2: SEX, PARTY AND ROCK 'N ROLL (ATEEZ BXB SMUT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang