Seluruh ponsel ditaruh di atas meja, tak boleh ada yang menyentuhnya. Semua itu diperintahkan oleh San, ketika setelah menambah 20 menit untuk kembali menghubungi Yeonjun, baik Wooyoung dan Yeosang tak mendapatkan panggilan mereka diangkat.
Maka dari itu, Hongjoong mendesahkan napas, dan akan mengurusnya setelah ini.
Selagi San, setidaknya ikut bicara-sebelum dimulai-dan menunjuk ke arah ponsel-ponsel tersebut. "Yang mukul siapapun, gue hancurin ha-penya. Ngomong pakai kepala, walau lo emosi, walau lo semua pengen nonjok satu sama lain, oke?"
Seluruhnya tak ada yang menjawab, namun paham.
Maka dari itu, San melirik pada Hongjoong yang mengusap wajahnya terlebih dahulu. Berpikir sesaat, kemudian berucap.
"Sebelum masuk ke masalah lingkaran dalam, gue mau kita semua omongin masalah dan rahasia yang bakal ngerusak hubungan kita semua di sini." Hongjoong sendiri, siap melakukannya. "Semua. Satu per satu. Tanpa terkecuali."
Barulah, mereka semua menarik napas masing-masing dalam diam. Seluruhnya, merasa takut sendiri atas dosa yang mereka punya. Tetapi sadar, semua harus dibuka.
Lagi.
"Oke." Hongjoong merasa sudah cukup, lalu mengangguk. "Siapa pertama?"
Tanpa ragu, Wooyoung mengangkat tangannya. Berhasil mendapatkan seluruh perhatian-Wooyoung, dengan keberanian yang ia dapatkan setelah pembicaraannya dengan Juyeon, membuatnya berani, untuk mengakui terlebih dahulu.
"Gue." Wooyoung membalas tatapan seluruhnya, lalu menarik napasnya panjang, menguatkan diri.
Saat itu, Wooyoung melirik sekilas pada Juyeon.
Di mana Juyeon mengangguk, sambil tersenyum tipis.
"Oke." Wooyoung mengambil napas lagi, secara mantap. Kemudian berucap-menahan rasa malu dan jijik pada dirinya sendiri. "Selama tiga bulan ini, gue sama Juyeon belum punya status, tapi kami sadar saling milikin satu sama lain. Cuma, di sisi lain juga, gue baru mengenal Yeonjun secara dekat, lantaran dia punya kesamaan dari gue yang terenggut karena kecelakaan gue-yaitu tari."
Yang lainnya mencoba mendengarkan dengan seksama, tanpa mencoba untuk menghakimi.
"Jujur aja, selama ini, di kehidupan gue, gue selalu ngerasa sepi, padahal dikelilingi banyak orang." Wooyoung tersenyum miris mengatakannya. "Karena... selama ini orang-orang cuma asik buat temenan sama gue, tapi gak pernah ada yang bisa paham perasaan gue. Sampai akhirnya..."
Secara hati-hati, Wooyoung melirik ke arah San, lalu tersenyum tipis.
"Gue coba... naruh harapan ke San... karena... San sangat perhatian sama gue."
Tatapan Wooyoung beralih pada Yeosang kemudian, menatapnya dengan perasaan bersalah.
"Lalu gue sadar kalau perhatian San ke gue, itu setara sama perhatian San ke Yeosang. Gue gak tau kenapa San perhatian ke gue... apa mungkin karena dia tau, gue pernah patah kaki dan kehilangan mimpi gue. Gue juga gak tau kenapa San perhatian ke Yeosang... apa mungkin karena dia pernah nyelamatin Yeosang... dulu?" Wooyoung menelan ludahnya dan menunduk. "Yang pasti, kami berdua kebingungan sama sikap San, dan gue pikir... kami jadi saling... sakit hati satu sama lain."
San saat itu ikut menunduk, merasakan penyesalannya karena meninggalkan kesan terlalu mendalam, tanpa mau bertanggungjawab.
Dahulu.
"Padahal... Yeosang bilang, gue temen pertama dia. Tetapi gue mungkin terlalu banyak temen, sama kayak yang Yeosang bilang, jadi gak menghargai satu." Lalu Wooyoung menatap ke arah Yeosang, dengan menyesal. "Maaf, ya, Yeosang? Gue tau... lo bukan marah karena gue rebut Yeonjun, tapi lo marah dan kecewa... karena gue ngorbanin pertemanan gue sama lo cuma buat muasin nafsu. Seakan gue balas dendam dari gimana kita dulu... sama-sama suka orang yang sama."
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ OCTAGON 2: SEX, PARTY AND ROCK 'N ROLL (ATEEZ BXB SMUT)
FanfictionOctagon dan The Overload menyelam pada dunia di dalam lingkaran dalam yang lebih luas. Semua berpusat pada sex, pesta dan rock n' roll. Walau sebenarnya, semua adalah tentang kekuasaan. Starts : January 18th, 2023